Dewan Air Dunia (World Water Council/WWC) mendorong negara-negara untuk memprioritaskan investasi infrastruktur air di daerah-daerah yang kurang terlayani dan kekurangan akses terhadap air bersih.
"Kita harus mengadvokasi mekanisme pembiayaan yang dapat memprioritaskan investasi di daerah-daerah yang kurang terlayani dan masyarakat yang kekurangan akses terhadap air bersih," kata Wakil Presiden WWC Eric Tardieu dalam salah satu rangkaian World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5).
"Kita harus memastikan bahwa investasi tersebut menjangkau mereka yang membutuhkan," sambungnya pada panel diskusi bertajuk 'The OECD Roundtable on Financing Water: Water and Environment Justice'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan, menurut dia, adalah dukungan untuk mekanisme pembiayaan untuk praktik pengelolaan air yang berkelanjutan.
"Dan yang paling penting, kita harus mendukung mekanisme pembiayaan yang mempromosikan praktik pengelolaan air yang ramah lingkungan, selain dengan mengembangkan kerangka kerja umum untuk pemantauan dan evaluasi," kata Tardieu.
Lihat Juga : |
Tardieu pun menekankan pembiayaan harus dapat mendukung keadilan untuk mendapatkan air bersih dan sumber daya lingkungan dengan mengatasi kesenjangan.
"Pertanyaan [yang muncul] pada panel tingkat tinggi ini adalah bagaimana pendanaan dapat mendukung keadilan akses air dan lingkungan dengan mengatasi kesenjangan, untuk memberikan akses dan menunjukkan keterjangkauan, mendorong pengelolaan berkelanjutan ... dan membangun masyarakat untuk menghadapi tantangan lingkungan. dengan memilih strategi pembiayaan kerja yang adil dan inklusif," tuturnya.
"Masyarakat dunia harus berupaya untuk memastikan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengakses air bersih dan aman terlepas dari kelas sosial ekonomi mereka atau lokasi geografis mereka, dan memastikan air untuk sanitasi," lanjut Tardieu.
Sebagai informasi, negara-negara di dunia mempunyai sisa waktu enam tahun untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, termasuk target 6, yakni pemenuhan akses air bersih dan sanitasi.
Menurut data UNICEF, saat ini terdapat 2,2 miliar orang atau setengah populasi di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih.
Pemerintah Indonesia diketahui tengah mendorong pembentukan Global Water Fund di ajang World Water Forum ke-10, untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6, yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua.
Global Water Fund yang diproyeksikan untuk kebutuhan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim, serta mekanisme pemantauan, akan menjadi langkah nyata mengatasi masalah air dunia.
Pemerintah Indonesia sendiri telah membentuk Indonesian Water Fund (IWF) sebagai upaya mendorong investasi dan penyediaan air bersih di seluruh wilayah Indonesia.
Semenara itu di dalam KTT WWF ke-10 yang berlangsung di Nusa Dua pada Senin ini, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-78 Dennis Francis menegaskan kerja sama internasional dalam menangani masalah air dan mewujudkan keamanan air merupakan langkah menjaga perdamaian.
"Investasi dalam kerja sama air secara global merupakan investasi untuk perdamaian sebagai awal untuk mewujudkan stabilitas pasokan air jangka panjang," ucap Francis.
Menurut dia, saat ini manusia hidup pada masa di mana perdamaian antarnegara dapat dengan sangat mudah terganggu, termasuk dipicu masalah air.
Pragmatisme itu, kata Francis, mendorong komunitas internasional untuk melakukan semua hal yang diperlukan untuk mencegah ketegangan dan konflik terbuka dipicu akibat masalah air.
Dia mengingatkan keamanan air sangat penting dalam pencapaian seluruh 70 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), karena kelancaran pemenuhan target SDGs tergantung pada keberadaan air.
Oleh karena itu, kata Francis, demi menyelesaikan masalah air, komunitas internasional harus bersatu dan bertindak secara strategis, serta memperkuat inisiatif kerja sama di bidang air.
Dia juga optimistis WWF-10 yang baru saja dibuka dapat mendorong kerja sama internasional dalam menangani masalah air.
WWF-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 18-25 Mei, membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Sebanyak 244 sesi pembahasan terkait air dalam WWF ke-10 diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengelolaan air secara global.
Lihat Juga :![]() WORLD WATER FORUM Seloroh Elon Musk soal Pendapat Alien tentang Bumi di WWF |