Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah daerah berpotensi mengalami musim kemarau yang lebih kering hingga September mendatang. Cek daftarnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya memprediksi ada sejumlah wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya, yakni sebanyak 9 persen dari Zona Musim (ZOM).
"Wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari Normalnya yaitu sebanyak 9 persen dari Zona Musim meliputi antara lain sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatera Utara, Sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka Belitung," kata Dwikorita dalam surat yang dikirimkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian Jawa Timur, Sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan," sambungnya.
Soal normal atau tidaknya, ini terkait dengan sifat hujan, yang merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu tertentu (satu periode Musim Kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1991-2020).
Berdasarkan sifat hujannya, musim dibedakan menjadi tiga kategori. Pertama, Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115persen terhadap rata-ratanya.
Kedua, Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85persen-115persen terhadap rata-rata. Ketiga, Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85persen terhadap rata-rata.
Dwikorita melanjutkan sifat musim kemarau 2024 diprediksi secara umum bersifat normal di kurang lebih 359 ZOM atau 51,36 persen; di atas normal di 279 ZOM atau 39,91 persen.
Di sisi lain, Dwikorita sebelumnya juga mengungkap musim kemarau kali ini berpotensi basah jika anomali iklim La Nina resmi terjadi.
"Kita belum menyimpulkan seperti itu (akan terjadi La Nina). Ada kecenderungan La Nina meskipun lemah akan terjadi. Tapi itu bisa meleset karena datanya masih kurang, tapi ada tren ke sana," ujar dia beberapa waktu lalu.
"Jadi kalau seandainya iya, berarti menjadi basah," tambahnya.
Anomali iklim pemicu kekeringan, El Nino, kini berstatus netral alias berakhir usai terdeteksi setidaknya sejak Juli 2023. Lawannya, La Nina, pun bersiap muncul.
Menurut Dwikorta wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih basah dari normalnya yaitu sebanyak 40 persen dari ZOM. Daerah-daerah tersebut meliputi sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat.
Kemudian, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.
Berikut daftar daerah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal:
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Riau
4. Kepulauan Riau
5. Bengkulu
6. Bangka Belitung
7. Banten
8. DKI Jakarta
9. Jawa Barat
10. Jawa Tengah
11. Jawa Timur
12. Kalimantan Barat
13. Kalimantan Utara
14. Bali
15. NTB
16. NTT
17. Sulawesi Utara
18. Gorontalo
19. Sulawesi Tengah
20. Sulawesi Selatan
21. Sulawesi Tenggara
22. Maluku Utara
23. Maluku
24. Papua Barat
25. Papua
26. Papua Selatan