"Sistem peringkat kami mempersonalisasi konten untuk lebih dari satu miliar orang dan bertujuan untuk menunjukkan kepada mereka masing-masing konten yang kami harapkan paling berharga dan bermakna, setiap kali mereka membuka Facebook atau Instagram," kata Meta.
"Tujuannya adalah untuk memastikan orang-orang melihat apa yang mereka anggap paling bermakna - bukan untuk membuat mereka terpaku pada ponsel mereka selama berjam-jam."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meta mengatakan bahwa mereka juga menggunakan peringkat untuk menilai apakah sebuah postingan cenderung bermasalah, tetapi tidak melanggar standar komunitas. Hal ini termasuk clickbait, berita yang tidak orisinil, dan postingan yang telah diperiksa faktanya ternyata salah.
Temuan Guardian Australia sejalan dengan eksperimen serupa yang dilakukan pada tahun 2022 dan 2024 di Australia dan Irlandia di YouTube dan TikTok, dengan beberapa akun yang dibuat sebagai pemuda dan remaja disalurkan ke konten 'Manosphere'.
Stephanie Wescott, dosen humaniora dan ilmu sosial di Monash University, melakukan penelitian tentang pengaruh influencer Manosphere seperti Andrew Tate terhadap anak laki-laki usia sekolah dan mengatakan bahwa hasil investigasi The Guardian terhadao Facebook tidak mengejutkan.
"Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dan juga apa yang kami ketahui [dari penelitian lain], inilah yang kami tahu akan disediakan dan disajikan oleh algoritme kepada para remaja putra, berdasarkan apa yang diasumsikan akan menarik minat mereka," kata Wescott.
"Ini agak merendahkan laki-laki karena algoritma membuat asumsi tentang minat mereka, [bahwa] Anda akan menyukai meme misoginis semacam ini," lanjut dia.
Nicholas Carah, profesor di bidang media digital di University of Queensland, mengatakan eksperimen ini menunjukkan bagaimana "model yang sudah ada" dalam menyajikan konten semacam itu kepada para pemuda di Facebook.
"Kita harus berpikir serius tentang lingkungan informasi yang dialami para pemuda dan masalah dengan platform adalah mereka telah membuat lingkungan informasi itu benar-benar gelap dan fana bagi siapa pun kecuali para pemuda itu," kata Nicholas.
"Harus ada semacam keharusan publik di sini di mana platform membantu masyarakat sipil, jurnalis, peneliti, regulator, siapa pun, untuk mengamati seperti apa arus informasi ini sehingga kita bisa memiliki semacam pemahaman publik, pengawasan publik, dan perdebatan publik tentang mereka," tambahnya.
Wescott mengatakan platform perlu menjawab pertanyaan tentang bagaimana algoritme bekerja karena saat ini algoritme tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Mereka tidak dapat dicela dan mereka tampaknya tidak mau melakukan perubahan atau pembatasan apa pun pada algoritme mereka," jelas Wescott.
(tim/dmi)