Fenomena Langit Agustus, Hujan Meteor Perseid Hingga Blue Moon

CNN Indonesia
Kamis, 01 Agu 2024 18:00 WIB
Ilustrasi. Sejumlah fenomena langit bakal menghiasi malam bulan Agustus. (Foto: REUTERS/ANTONIO BRONIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah fenomena langit bakal tampak menghiasi malam bulan Agustus 2024, mulai dari Blue Moon hingga hujan meteor Perseid. Berikut daftarnya.

Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Agustus dapat dinikmati dengan mata telanjang, tapi beberapa fenomena perlu dilihat dengan menggunakan alat bantu seperti teropong atau teleskop.

Syarat untuk menikmati fenomena langit tentu saja langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan.

Mengutip beberapa sumber, berikut sejumlah fenomena langit yang bakal menghiasi langit pada bulan Agustus.

Puncak hujan meteor Perseid

Hujan meteor Perseid aktif setiap tahun sejak pertengahan Juli hingga akhir Agustus. Tahun ini, hujan meteor itu akan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus.

Mengutip Royal Museums Greenwich, saat puncaknya, pengamat di Bumi berkesempatan untuk melihat hingga 100 meteor per jam.

Hujan meteor Perseid terjadi ketika Bumi melewati puing-puing yang ditinggalkan Komet Swift-Tuttle yang terakhir kali melintas dekat Bumi pada 1992.

Hujan meteor ini diketahui memiliki intensitas mencapai 150-200 meteor per jam. Namun, menurut NASA, rata-rata meteor yang melesat biasanya sekitar 100 meteor per jam.

Untuk bisa melihat fenomena ini, cari tempat yang tidak terhalang oleh apapun. Meteor-meteor ini akan terlihat begitu hari mulai gelap, tetapi waktu terbaik untuk melihat Perseids adalah setelah tengah malam.

Parade 6 planet sejajar

Mengutip Starwalk Space, enam planet akan kembali terlihat di langit secara bersamaan pada 28 Agustus mendatang.

Pada tanggal tersebut, enam planet yang terdiri dari Merkurius, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, dan Saturnus, akan terlihat sejajar di langit.

Pengamat di Bumi dapat melihat Merkurius, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan mata telanjang, tapi Merkurius akan berada lebih dekat ke cakrawala dan lebih sulit dikenali.

Untuk melihat Neptunus dan Uranus, Anda memerlukan teleskop atau teropong berkekuatan tinggi. Mari kita lihat lebih dekat syarat-syarat untuk mengamati planet-planet tersebut.

Penampakan Omega Centauri

Pengamat di belahan Bumi Selatan bisa melihat penampakan gugus bintang terbesar di Bima Sakti, Omega Centuri di dalam rasi Centurus yang terbenam di ufuk barat daya pada malam hari.

Gugus ini bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi dibutuhkan teropong atau teleskop untuk bisa melihat lebih dari sekadar gumpalan kabur, mengutip Royal Museums Greenwich

Gugus ini memiliki diameter 150 tahun cahaya dan berisi sekitar 10 juta bintang yang sangat rapat sehingga jarak rata-rata di antara bintang-bintang tersebut lebih dari 40 kali jarak Matahari dengan tetangganya, Proxima Centuri.

Variasi usia bintang-bintang di gugus ini menunjukkan kalau gugus ini merupakan inti galaksi katai yang terbentuk di masa lampau di Bima Sakti.

Blue Moon

Fenomena Bulan Purnama pada Agustus dikenal dengan nama Blue Moon atau Purnama Biru. Fenomena ini bakal terjadi pada 19 Agustus.

Nama Blue Moon bermula dari saran profesor cerita rakyat dari Memorial University, Kanada, Philip Hiscock, dalam Sky & Telescope pada 2012. Bulan Biru punya makna ada hal yang ganjil dan tidak akan pernah terjadi.

Hiscock menyebut kisah tentang istilah bulan biru bukan berasal dari zaman kuno. Sebaliknya, ini adalah "sebuah cerita rakyat yang benar-benar modern, menyamar sebagai sesuatu yang kuno."

Pada awal 1900-an, di tempat-tempat seperti Almanak Maine Farmer, istilah "bulan biru" digunakan untuk merujuk pada fenomena terkait-ketika empat bulan purnama terjadi dalam satu musim (di negara-negara iklim subtropis) tertentu.

(tim/dmi)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK