Pakar Berhasil Ciptakan 'Payudara', Simak Tekniknya

CNN Indonesia
Rabu, 21 Agu 2024 17:56 WIB
Sekelompok ilmuwan berhasil membuat organoid kelenjar susu dengan saluran 3 dimensi. Simak tujuan dan teknik penciptaannya.
Ahli berhasil membuat organoid kelenjar susu dengan saluran 3D. (Foto: dok rauner lab)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok ilmuwan dari Rauner Lab, Fakultas Kedokteran Universitas Tufts menciptakan payudara dalam bentuk miniatur kelenjar susu, yakni organoid.

Tujuan mereka menciptakan payudara ini adalah untuk menyelidiki cara berbagai spesies mengembangkan solusi untuk tantangan biologis.

Seperti kenapa kelenjar susu berevolusi sejak awal, bagaimana kelenjar susu beradaptasi pada spesies yang berbeda, dan tekanan evolusi unik apa yang membentuk perkembangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gat Rauner, asisten Profesor Riset Biologi Perkembangan, Molekuler dan Kimia, Universitas Tufts, mengatakan organoid adalah miniatur, struktur 3D yang ditumbuhkan dalam cawan kultur sel yang meniru struktur dan fungsi organ yang sebenarnya.

"Model-model ini dibuat dengan memandu sel punca, yang memiliki kemampuan unik untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, untuk membentuk jenis sel organ tertentu," kata Rauner, yang ikut terlibat dalam proyek penciptaan payudara ini, mengutip Live Science, Selasa (20/8).

Walau bukan replika miniatur yang tepat dari organ berukuran penuh, organoid mengandung cukup sel dan struktur jaringan untuk menciptakan kembali lingkungan dan fungsi-fungsi utama organ yang mereka modelkan.

Sebagai contoh, organoid kelenjar susu atau organoid jaringan payudara terdiri dari saluran kecil memanjang yang berakhir pada struktur bola, meniru saluran susu dan alveoli jaringan kelenjar.

Lihat Juga :

Organoid menyediakan alat yang ampuh untuk penelitian biomedis karena menawarkan representasi 3D dari struktur dan fungsi organ. Tidak seperti kultur sel 2D tradisional, organoid dapat meniru kompleksitas jaringan yang sebenarnya, termasuk arsitektur dan jenis sel yang beragam.

Hal ini memungkinkan para peneliti untuk mempelajari proses biologis yang kompleks seperti perkembangan jaringan, regenerasi, dan perkembangan penyakit, dalam lingkungan yang terkendali, sekaligus mengurangi ketergantungan pada model hewan.

Para peneliti secara tradisional telah menggunakan organoid untuk memodelkan penyakit manusia, menguji obat-obatan dan mempelajari biologi perkembangan. Namun, potensinya jauh melampaui aplikasi-aplikasi tersebut, khususnya di bidang biologi evolusi.

"Penelitian saya berfokus pada pembuatan organoid kelenjar susu dari berbagai spesies mamalia. Mamalia sangat beragam, dengan setiap spesies beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan gaya hidup. Kelenjar susu, yang penting untuk mengasuh anak, menunjukkan variasi yang signifikan antar spesies," jelas Rauner.

Sebagai contoh, monotremes seperti platipus dan echidna termasuk dalam kelas mamalia yang unik dan kuno. Monotremata terpisah dari kelompok mamalia lain sekitar 190 juta tahun yang lalu dan dibedakan berdasarkan metode reproduksinya: bertelur, bukan melahirkan.

Kelenjar susu mereka sangat berbeda dengan mamalia eutherian seperti sapi dan manusia yang memiliki puting susu; monotremes justru mengeluarkan susu melalui bulu-bulu susu khusus.

Para ilmuwan mempercayai tekanan lingkungan dan strategi reproduksi yang berbeda telah mendorong evolusi beragam bentuk laktasi. Namun, mekanisme yang tepat dan jalur evolusi sebagian besar masih belum diketahui.

Dengan membandingkan organoid dari berbagai spesies ini, para peneliti dapat menjelaskan bagaimana struktur kuno ini berevolusi dan beradaptasi selama jutaan tahun untuk memenuhi kebutuhan reproduksi hewan yang berbeda.

Untuk pelajari kanker payudara di halaman berikutnya...

Keunggulan dan Kekurangan Organoid

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER