Menurut Rauner, mempelajari sifat unik kelenjar susu juga dapat menjelaskan bidang biologi dan kedokteran lainnya. Sebagai contoh, kelenjar susu dapat beregenerasi dengan setiap siklus reproduksi dan laktasi.
Hal ini menjadikannya model yang sangat baik untuk mempelajari regenerasi jaringan. Dengan organoid, para peneliti dapat mengamati proses regenerasi secara real time dan menyelidiki bagaimana spesies yang berbeda berevolusi untuk mempertahankan kapasitas regeneratif ini.
Menurutnya, memahami mekanisme di balik regenerasi dapat mengarah pada kemajuan dalam pengobatan regeneratif, sebuah bidang yang berfokus pada perbaikan atau penggantian jaringan dan organ yang rusak dalam kondisi seperti penyakit jantung, diabetes, dan cedera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Organoid ini juga dapat membantu penelitian kanker payudara.
Mempelajari organoid susu dari spesies yang jarang mengembangkan tumor payudara, seperti sapi dan babi, kata dia, dapat mengungkap mekanisme perlindungan potensial dan menginformasikan strategi baru untuk pencegahan dan pengobatan kanker payudara pada manusia.
Organoid juga menyediakan platform untuk mempelajari peristiwa awal pembentukan tumor dan lingkungan seluler yang berkontribusi terhadap perkembangan kanker.
Rauner mengatakan organoid juga memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari inisiasi, durasi, dan penghentian laktasi pada spesies yang berbeda.
Proses laktasi sangat bervariasi di antara mamalia, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan hormon dan kondisi lingkungan.
Beberapa mamalia memiliki bentuk laktasi yang unik. Sebagai contoh, mamalia berkantung seperti walabi Tammar dapat menghasilkan dua jenis susu secara bersamaan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak pada tahap perkembangan yang berbeda, sebuah fenomena yang dikenal sebagai laktasi serempak yang tidak sinkron.
Selain itu, anjing laut bulu dapat mempertahankan laktasi meskipun dalam waktu yang lama tanpa menyusui.
Mempelajari berbagai jenis laktasi melalui organoid susu dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana laktasi diatur, mengungkap adaptasi evolusioner yang dapat memperjelas biologi laktasi manusia dan meningkatkan strategi produksi susu ternak di bidang pertanian.
Organoid menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan model hewan tradisional.
Pertama, organoid menyediakan lingkungan yang terkendali untuk mempelajari proses biologis yang kompleks dan memungkinkan ilmuwan melakukan beberapa pengujian secara bersamaan, sehingga meningkatkan efisiensi penelitian.
Selain itu, pengembangan organoid juga mengurangi masalah etika yang terkait dengan penelitian hewan. Organoid dapat dihasilkan dari hewan yang tidak tersedia untuk penelitian langsung, seperti spesies langka atau terancam punah.
Selain itu, organoid dapat dimodifikasi secara genetik untuk menyelidiki gen dan jalur tertentu, sehingga memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang mekanisme molekuler yang mendasari biologi kelenjar susu.
Meski merupakan alat yang ampuh, organoid bukan tanpa keterbatasan. Organoid tidak dapat sepenuhnya mereplikasi kompleksitas jaringan hidup, dan temuan dari studi organoid harus divalidasi pada subjek hidup.
Namun, kata Rauner, kemajuan dalam teknologi organoid terus mendorong batas-batas kemungkinan, sehingga menawarkan peluang baru untuk mengeksplorasi keanekaragaman dan evolusi mamalia.
Gunanya, selain memecahkan masalah tantangan biologis, ada pula potensi buat kesehatan manusia, pertanian, dan ilmu gizi.
(tim/dmi)