Polemik Chattra Borobudur, Ahli Bongkar Kesalahan Insinyur Belanda

CNN Indonesia
Kamis, 12 Sep 2024 19:01 WIB
Arkeolog UGM mengungkap kesalahan insinyur Belanda Theodoor van Erp terkait pemasangan chattra pada stupa inti Candi Borobudur.
Ilustrasi. Rencanan pemasangan chattra di Candi Borobudur sempat menjadi polemik, hingga akhirnya dibatalkan. (Foto: iStock/StockByM)

Kuat kemungkinan bahwa chattra hasil rekonstruksi van Erp bukan berasal dari batuan atau struktur asli stupa inti. Melainkan, komponen stupa-stupa kecil di area bawah Candi Borobudur.

"[Chattra] yang disusun van Erp itu kan menemukannya tidak di bagian teras atas Borobudur, tapi di bagian bawahnya. Nah, itu belum tentu di bagian Borobudur juga, soalnya dulu di sekitar Borobudur sudah ada stupa kecil-kecil. Tapi kan rusak kemudian diurug lagi, nah bisa jadi chattra yang disusun van Erp itu bagian dari stupa kecil-kecil di sekitar Borobudur. Soalnya berdasarkan bukti arkeologi, stupa kecil memang ada chattranya," papar Aditya.

"Van Erp pun juga tidak yakin, soalnya saat stupa (chattra) yang disusun dia pada zaman Belanda dulu itu dipasang di bagian yastinya, ternyata itu tidak pas, tidak cocok, sehingga diturunkan lagi. Karena itu dia menyadari salah di sana. Karena sudah ada bukti-bukti itu maka tidak sepantasnya untuk dipasang, dan itu tidak mengurangi keutamaan Candi Borobudur itu sendiri," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dosen arkeologi UGM lainnya, Niken Wirasanti menegaskan jika keberadaan chattra yang kini tersimpan di Museum Karmawibangga sudah dianggap menimbulkan polemik sejak dulu.

Kala Niken tergabung dalam dalam proyek pemugaran Borobudur bersama Kepala Lembaga Purbakala, mendiang Soekmono dan beberapa arkeolog senior lain medio 80an, sudah disepakati bahwa chattra hasil rekonstruksi Theodoor van Erp seharusnya disingkirkan.

"Sudah mendiskusikan bahwa chattra itu harus segera dibuang," kenang Niken.

Niken menegaskan, pemasangan chattra pada stupa inti oleh van Erp yang dijadikan rujukan sekarang ini jelas-jelas keliru. Buktinya, insyinur Belanda itu sendiri menyatakan penyesalannya karena menilai pemasangan chattra menyalahi kaidah pemugaran dan otentisitas candi sehingga dilepas lagi.

"Pak Soekmono sendiri (bilang), wes gek ndang dibuang, beliau mengatakan jangan menjadi polemik lagi ini," katanya.

"Maunya kita, keinginan banyak pihak ini bisa jadi pembelajaran jangan terulang lagi memasang chattra itu, tapi yang terjadi orang berpikir berbeda. 'Oh, dulu pernah dipasang van Erp', (muncul wacana) dipasanglah lagi, di situ yang terjadi bertahun-tahun," sambungnya.

Niken pun mempertanyakan urgensi pemasangan chattra ini. Intinya, secara akademis dan prinsip pemugaran, pemasangan chattra tidak bisa dilakukan. "Prinsip mugar itu jangan ada yang palsu, jangan menambah, tapi mengembalikan ke bentuk semula," pungkasnya.

Instalasi chattra atau payung di stupa induk Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah batal dipasang karena masih membutuhkan kajian lebih mendalam terkait autentisitas chattra Borobudur.

Chattra yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024 pun akhirnya harus mengalami penundaan.

Temuan hasil kajian teknis dan Detailed Engineering Design (DED) yang disusun oleh tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyimpulkan perlu dilakukan studi yang lebih mendalam tentang autentisitas chattra.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam hal ini melakukan tujuh upaya strategis dalam menyikapi penundaan instalasi chattra tersebut.

(kum/dmi)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER