Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap gempa tektonik lokal turut mempengaruhi erupsi yang terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
PVMBG mengatakan gempa tektonik lokal dan tektonik jauh di sekitar wilayah Gunung Lewotobi Laki-laki dalam beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan.
"Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki sering berpengaruh pada aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki sehingga perlu diwaspadai apabila terjadi peningkatan tiba-tiba pada jumlah tektonik lokal yang berpengaruh pada tinggi letusan atau aktivitas gunung," demikian keterangan PVMBG, dalam laman resminya, Senin (4/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PVMBG mengungkap dari pengamatan instrumental terungkap sejumlah jenis dan jumlah gempa yang terekam selama periode 23 Oktober - 3 November 2024 pukul 18.00 WITA.
Jenis dan jumlah gempa itu yakni, 43 kali gempa letusan, 28 kali gempa hembusan, 94 kali gempa harmonik, 7 kali low frequency, 133 kali gempa vulkanik dangkal, 353 kali gempa vulkanik dalam, 26 kali gempa tektonik lokal, 68 kali gempa tektonik jauh, serta 3 kali getraran banjir vulkanik.
Menurut PVMBG gempa-gempa permukaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami peningkatan seperti pada gempa erupsi, hembusan, dan harmonik. Gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal tercatat mengalami kenaikan dari periode sebelumnya.
Pada Jumat (1/11), tercatat 119 kali gempa vulkanik dalam, 19 kali gempa vulanik dangkal, dan 6 kali gempa harmonik. Kemudian, pada Sabtu (2/11), tercatat 70 kali gempa vulkanik dalam, 34 kali gempa vulkanik dangkal, dan 8 tremor harmonik.
"Hal ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya di mana jumlah vulkanik dalam rata-rata 10-12 kali dari satu hari. Gempa low frequency masih terekam pada periode ini mengindikasikan adanya aliran magma menuju permukaan," jelas PVMBG.
"Kejadian erupsi rata-rata tiap hari adalah 6-8 kali kejadian erupsi, namun gempa erupsi terakhir tercatat pada tanggal 1 November 2024 dan setelahnya belum terjadi erupsi. Fenomena ini merupakan indikasi terdapat sumbat yang menghambat material gunung api untuk keluar. Hal ini dapat meningkatkan potensi erupsi lebih besar dari periode sebelumnya," lanjut lembaga.
Sebelumnya, Sembilan orang dilaporkan meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (4/11) dini hari.
"Korban Jiwa 9 orang meninggal dunia (pendataan)," demikian data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu, BNPB juga mencatat ada sebanyak 2.734 KK (Kepala Keluarga) atau 10.295 jiwa terdampak akibat letusan tersebut.
Rinciannya, di Kecamatan Wulanggitang sebanyak 2.527 KK atau 9.479 jiwa dan di Kecamatan Ile Bura sebanyak 207 KK atu 816 jiwa.
PVMBG juga sudah menaikkan status gunung tersebut dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV).
"Penyampaian peningkatan tingkat aktivitas G. Lewotobi Laki-laki dari Level III (SIAGA) ke Level IV (Awas)," demikian bunyi keterangan PVMBG, mengutip laman resminya.