Sejumlah daerah di Indonesia dilanda hujan es dalam beberapa hari belakangan, setelah suhu panas 'memanggang'. Simak penjelasannya.
Daerah-daerah yang dilanda hujan es di antaranya Sidoarjo, Jawa Timur; Depok, Jawa Barat; hingga Palembang, Sumatera Selatan. Lantas, apa penyebabnya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap salah satu faktor penyebab turunnya hujan es adalah peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
"Hujan es merupakan fenomena cuaca yang sering terjadi di beberapa daerah saat peralihan musim," demikian keterangan BMKG dalam sebuah unggahan di Instagram, Senin (4/11).
"Fenomena ini ditandai dengan turunnya butiran es yang disertai hujan deras, petir, dan angin kencang dalam waktu singkat," lanjut BMKG.
Lebih lanjut, berdasarkan pemantauan cuaca dari BMKG, dalam beberapa hari terakhir telah terlihat peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di bagian tengah dan selatan.
Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan kondisi cuaca pada akhir Oktober yang kondisi cuacanya didominasi dengan cuaca panas dan terik.
"Labilitas atmosfer yang meningkat ini akibat berkurangnya pengaruh Siklon Tropis Kong-Rey dan aktifnya gelombang Rossby Ekuator di wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Hingga Nusa Tenggara," jelas BMKG.
BMKG menjelaskan hujan es terjadi ketika kondisi atmosfer tidak stabil, sehingga memicu pertumbuhan awan konvektif seperti Cumolonimbus (CB) yang menjulang tinggi.
Dalam awan ini, butiran air membeku karena suhu puncak awan yang sangat dingin, bahkan dapat mencapai di bawah -60 derajat Celsius.
Menurut lembaga, ketika proses konveksi semakin kuat, butiran es yang terbentuk menjadi semakin besar. Ketika udara tidak lagi mampu menahan berat butiran es tersebut, es mulai turun ke permukaan.
"Jika suhu permukaan cukup dingin, butiran es ini tidak mencair dan jatuh sebagai hujan es," jelas lembaga.
Menurut BMKG, fenomena hujan es dapat diketahui bahkan satu hari sebelum kejadian. Hal ini bisa dilihat dari tanda-tanda alam di sekitar, berikut tandanya:
1. Sehari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah karena radiasi Matahari cukup kuat.
2. Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih bertumpuk-tumpuk).
3. Tahap berikutnya, awan akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus.
4. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar.
5. Dahan atau ranting pohon bergoyang cepat.
6. Hujan deras datang secara tiba-tiba dapat disertai angin kencang.
(dmi)