Shopee buka suara terkait cekcok antara mitra dan pelanggan yang memicu penggerudukan rumah pelanggan oleh ratusan ojek online (ojol) di Sidoarum, Godean, Sleman, DIY, Sabtu (5/7) dini hari.
"ShopeeFood sangat menyayangkan dan prihatin atas insiden yang menimpa Mitra Pengemudi kami di Yogyakarta pada 3 Juli 2025 dan juga kejadian yang terjadi setelahnya sebagai dampak dari peristiwa tersebut," ujar Rizkyandi Ramadhan, Head of Business Development ShopeeFood Indonesia dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizkyandi menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian Sleman untuk memberikan dukungan yang diperlukan selama proses penyidikan.
Ia memastikan mitra pengemudi yang terdampak mendapatkan penanganan dan pendampingan yang diperlukan.
"ShopeeFood menentang segala bentuk kekerasan. Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kenyamanan semua pihak di dalam ekosistem ShopeeFood, baik Mitra Pengemudi maupun Pelanggan," tutur Rizkyandi.
"Kami mengimbau seluruh pihak untuk tidak terprovokasi, menjaga situasi tetap kondusif, dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan," tambahnya.
Pihak kepolisian sendiri telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan pengemudi ojol layanan antar makanan, ShopeeFood ini.
"Sudah tiga pelaku (tersangka penganiayaan) ditahan," kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setianto Erning Wibowo, Minggu (6/7).
Erning menyebut satu dari tiga tersangka itu adalah pelanggan ShopeeFood berinisial T. Dia diduga terlibat aksi penganiayaan terhadap salah seorang driver berinisial AD dan pacarnya, AN yang saat itu mengantar pesanan untuk T, Kamis (3/7) malam.
Sementara dua tersangka penganiayaan lain, Erning belum membeberkan detail identitasnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Wahyu Agha Ari Septyan, menuturkan penganiayaan itu diawali cekcok antara driver ShopeeFood berinisial AD dan pacarnya AN, dengan pelanggan berinisial T alias TTW, Kamis (3/7) malam.
Cekcok ini dikarenakan AD yang terlambat mengantarkan pesanannya selama 5 menit dari estimasi waktu pesanan datang.
"Keterlambatan lima menit, nggak sampai tiga jam," kata Agha di Mapolresta Sleman, DIY, Senin (7/7).
Padahal, AD sejak awal sudah menjelaskan bahwa dirinya malam itu mendapatkan pesanan ganda atau double order melalui aplikasinya, salah satunya dari T.
AD menginformasikan kepada T jika kemungkinan pesanan tidak dapat tiba tepat waktu. Kebetulan, malam itu juga tengah berlangsung sebuah kirab budaya di Jalan Godean sehingga jalanan menjadi macet.
Hanya saja, sesampainya di titik tujuan ketika AN berusaha membantu AD menjelaskan ulang soal double order ini, T justru mengamuk sehingga terjadi cekcok.
"Korban (AN) ditarik hingga jatuh dan dijambak oleh pelaku (T) beserta dua orang laki-laki secara bersamaan. Korban atas kejadian itu mengalami luka lecet dan perih di bagian tangan kanan, wajah dan nyeri di kepala," papar Agha.
Penganiayaan ini kemudian memicu aksi solidaritas dari ratusan driver ShopeeFood yang menggeruduk kediaman T pada Sabtu (5/7)
Ratusan ojol ini dua kali menggeruduk kediaman T. Sementara T sejak sebelum penggerudukan pertama sudah terlebih dahulu mengamankan diri di Mapolsek Godean sebelum akhirnya dibawa ke Mapolresta Sleman.
(lom/fea)