Analisa Hasil Eksplorasi OceanX Bakal Bantu Perikanan Indonesia
Para peneliti OceanX yang mengeksplorasi laut dalam Sumatera bertemu pada Selasa (8/7) di Bogor untuk menggabungkan dan mendiskusikan hasil temuan awal dari perjalanan mereka yang sudah dilakukan tahun lalu. Dari pertemuan ini mereka menargetkan tiga keluaran dari hasil analisis yang sedang dilakukan.
Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia Victor Nikijuluw mengatakan keluaran pertama adalah publikasi berupa scientific paper sebagai kontribusi ilmiah yang memperkuat basis pengetahuan dalam sektor perikanan.
Kemudian yang kedua penyusunan dokumen kebijakan, dalam bentuk policy paper maupun policy brief, untuk mendukung pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Sedangkan ketiga, hasil dari penelitian ini diharap dapat dikemas sebagai support scientific information untuk mendukung target Indonesia dalam visi MPA 30x45," kata Victor dalam keterangan resminya.
Victor juga mengungkap pertemuan para peneliti OceanX, yang berasal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Konservasi Indonesia (KI), merupakan bagian dari proses rekomendasi berbasis data untuk penyusunan draft Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang mencakup wilayah perairan barat Sumatra.
Draf itu sudah disampaikan kepada Menteri KKP dan akan segera diaktifkan sebagai dasar kebijakan nasional.
"Namun, implementasi RPP ini masih membutuhkan dukungan data yang lebih komprehensif, termasuk data yang diperoleh langsung dari pemerintah pusat maupun daerah. Dengan dukungan informasi dan kajian ilmiah yang kuat, diharapkan pengelolaan perikanan nasional bisa menjadi lebih adaptif, terukur, dan berkelanjutan," tutur Victor.
OceanX
Eksplorasi OceanX di WPP 572, yang mencakup area perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatra dan Selat Sunda, meneliti 26 lokasi pada Leg 2 dan 9 lokasi pada Leg 3.
"Secara total, sweeping menggunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) yang kami lakukan saat itu mencakup area dari kedalaman 60 hingga 5.000-meter mulai dari zona mesofotik, mesopelagik, hingga batipelagik, yang secara total mencapai 26,25 kilometer," kata Rian Prasetia, salah satu peneliti OceanX.
"Fokus riset kala itu adalah memetakan kondisi komunitas bentik dan nekton yang termasuk kelompok ikan laut dalam, yang hingga kini masih minim data," ujar dia lagi.
Data yang mereka kumpulkan berasal dari ribuan jam rekaman bawah laut. Pengolahan data ini membutuhkan proses identifikasi taksonomi yang detail sehingga perlu waktu.
Walau analisis menyeluruh sedang dilaukan, beberapa temuan awal telah memperlihatkan potensi penting di WPP 572.
""Dari 35 lokasi yang ditemukan itu ada sekitar sembilan lokasi yang memiliki kelimpahan tinggi. Tapi menariknya ini semuanya ada di kedalaman mesopelagik yaitu sekitar 150 hingga 1.000 meter," ungkap Rian.
"Lokasi-lokasinya itu ada di sebelah Selatan perairan Nias, Pulau Siberut, hingga daratan Sumatra, dan temuan di wilayah ini adalah teripang yang melimpah," katanya.
(fea)