Cerita Trump Tak Kenal Manusia Rp2.300 T, Begitu Tahu Langsung Sungkem
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku sempat mau membubarkan Nvidia, perusahaan chip dengan valuasi sekitar US$4 triliun atau sekitar Rp64.884 triliun. Trump baru berubah pikiran setelah mengenal sosok Jensen Huang, CEO Nvidia.
Pernyataan itu disampaikan Trump saat berpidato dalam acara AI Summit di Washington, bertepatan dengan peluncuran AI Action Plan terbaru dari pemerintah AS pada Kamis (24/7).
"Saya berkata, 'Siapa sih dia? Siapa namanya? Apa sih Nvidia itu? Saya belum pernah mendengar sebelumnya,'" kata Trump dalam pidatonya, melansir Fortune, Jumat (25/7).
"Saya pikir kita bisa masuk, dan kita bisa sedikit mengganggu mereka, memberi mereka sedikit persaingan, dan saya tahu itu tidak mudah di bisnis itu," lanjut dia.
Trump, dalam kesempatan itu mengaku sebelumnya tidak mengenal Jensen Huang selaku CEO Nvidia. Namun, setelah mempelajari soal Nvidia dan mengenal Huang, Trump berubah pikiran.
"Lalu saya mengenal Jensen, dan sekarang saya mengerti kenapa," katanya. Dalam momen tersebut, Trump juga mengajak Huang yang duduk di antara penonton untuk berdiri.
Trump kemudian mengakui kekagumannya pada Huang. Nvidia juga menjadi simbol dominasi AI Amerika di pasar global, dengan valuasi mencapai Rp64.884 triliun.
Huang berhasil mendapatkan persetujuan dari Presiden AS untuk Nvidia pada awal bulan ini. Setelah pertemuan antara Huang dan Trump di Gedung Putih, pemerintah AS mencabut pembatasan ekspor chip AI H20 Nvidia ke China.
Hal ini memungkinkan perusahaan tersebut untuk menjual chip tersebut di pasar yang menguntungkan dan membatalkan pembatasan yang sebelumnya diberlakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
Menurut The New York Times, Huang melakukan lobi selama berbulan-bulan untuk perubahan kebijakan ini, bertemu dengan Trump, bersaksi di depan Kongres, dan bekerja sama erat dengan sekutu Gedung Putih seperti penasihat AI David Sacks.
Huang, yang memiliki harta kekayaan hingga Rp2.300 triliun itu, berargumen bahwa pembatasan penjualan chip akan merugikan kepemimpinan teknologi AS dengan membiarkan China mendominasi pasar. Ia juga menekankan bahwa chip Nvidia sangat penting untuk standar AI global.
Raksasa teknologi ini sedang dalam tren positif belakangan ini. Saham perusahaan melonjak selama lima tahun terakhir, dengan kenaikan hampir 18 persen hingga saat ini.
Pertumbuhan pesat Nvidia didorong oleh booming AI dan dominasi hampir mutlak perusahaan dalam produksi chip AI. Unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia digunakan oleh semua perusahaan teknologi besar untuk memelihara dan mengembangkan model AI.
Dominasi perusahaan dalam bidang hardware kecerdasan buatan (AI) telah menjadikannya pemain kunci dalam geopolitik teknologi global, terutama saat pemerintah-pemerintah memeriksa ekspor teknologi semikonduktor canggih di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China.
(dmi/dmi)