Fenomena langka terjadi tepat hari ini, Selasa, 5 Agustus 2025, ketika Bumi berotasi lebih cepat dan menjadikan hari ini lebih pendek dari biasanya. Kenapa bisa begitu?
Pada Selasa (5/8), waktu di Bumi akan sedikit lebih pendek dari biasanya. Ini menjadikannya tidak hanya salah satu hari terpendek pada tahun 2025, tetapi juga sejak pencatatan dimulai.
Melansir Space pada Senin (4/8), panjang hari pada 5 Agustus 2025 akan lebih cepat sekitar 1,25 milidetik dibanding standar satu hari penuh, yaitu 86.400 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rotasi Bumi telah berubah signifikan seiring waktu. Saat ini, Bumi berotasi lebih dari 365 kali pada porosnya dalam satu orbit mengelilingi Matahari.
Namun, panjang hari sebetulnya sangat bervariasi sepanjang sejarah Bumi, dengan durasi kala revolusi Matahari berkisar antara 490 hingga 372 hari di masa lalu.
Dikutip dari IFL Science, banyak faktor memengaruhi kecepatan rotasi, termasuk perubahan permukaan air laut dan pergeseran di dalam Bumi. Namun, faktor terbesar adalah Bulan perlahan menjauh dari Bumi, menyebabkan perlambatan rotasi sekitar 1,8 milidetik per abad.
Dalam beberapa tahun terakhir, panjang hari Bumi telah diukur secara presisi menggunakan jam atom. Biasanya, detik kabisat ditambahkan sesekali untuk mengimbangi perlambatan Bumi, sebuah tindakan krusial untuk menjaga operasional GPS.
Namun, sejak 2020, trennya justru berbalik, rotasi Bumi melaju lebih cepat.
Pada 2020, tercatat 28 hari terpendek sejak 1960. Setiap tahun setelah itu, rekor hari terpendek terus terpecahkan, dengan hari terpendek sejauh ini ditetapkan pada 2024.
Rekor ini mencatat durasi 1,66 milidetik lebih pendek dari hari biasa yang berlangsung 86.400 detik. Tahun ini, pada Juli dan Agustus, rekor hari terpendek diprediksi akan terulang.
Periode rotasi sejati Bumi, atau satu putaran penuh 360 derajat, berlangsung selama 23 jam, 56 menit, dan 4,1 detik. Hal ini menjelaskan mengapa bintang dan planet tampak terbit di timur sekitar empat menit lebih awal setiap hari, serta mengapa langit malam berubah sepanjang musim.
Melansir Space, sejak pencatatan resmi dimulai pada tahun 1973, hari secara bertahap menjadi lebih panjang, yang sebagian besar disebabkan oleh Bulan. Saat mengorbit Bumi, Bulan menghasilkan gesekan, menyebabkan lintasan orbitnya bergeser ke luar.
Saat hal ini terjadi, energi rotasi Bumi ditransfer ke Bulan, yang menyebabkan rotasi Bumi melambat. Hal tersebut menyebabkan hari-hari di Bumi menjadi lebih panjang.
Bukan hari ini saja hari menjadi pendek karena rotasi Bumi lebih cepat. Para pakar mencatat, sepanjang Juli hingga Agustus 2025, terdapat beberapa hari yang tercatat sebagai hari-hari terpendek, seperti 9 Juli (lebih pendek 1,23 milidetik) dan 22 Juli (lebih pendek 1,36 milidetik).
Demikian pula, posisi Bulan yang tepat membantu para ilmuwan menentukan tanggal 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus sebagai hari-hari lebih cepat ketika Bumi akan mengalami hari Matahari yang lebih cepat.
Pada ketiga tanggal tersebut, variasi posisi Bulan relatif terhadap khatulistiwa Bumi, dapat memengaruhi gaya pasang surut yang secara halus memengaruhi laju rotasi Bumi.
Jika bulan menyebabkan fluktuasi jangka pendek dalam kecepatan rotasi Bumi, alasan mendasar di balik peningkatan kecepatan rotasi Bumi dalam beberapa tahun terakhir kurang dipahami.
Meskipun telah disarankan bahwa pemanasan global mungkin memiliki pengaruh, penyebab utama percepatan tersebut lebih mungkin disebabkan oleh rotasi yang lebih lambat dari inti cair Bumi, yang menyebabkan bagian lain planet ini berputar lebih cepat.
(dmi/dmi)