Meta menutup hampir 7 juta akun WhatsApp yang terkait dengan aksi penipuan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6,8 juta akun penipu berasal dari kawasan Asia Tenggara.
Direktur Eksternal WhatsApp Clair Deevy mengatakan pihaknya sudah mengidentifikasi akun-akun tersebut sebelum menutupnya.
"Tim kami mengidentifikasi akun-akun tersebut dan menonaktifkannya sebelum organisasi kriminal yang membuat akun-akun tersebut dapat menggunakannya," ujar direktur urusan eksternal WhatsApp, Clair Deevy, melansir Channel News Asia, Selasa (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun-akun penipuan tersebut sering dijalankan oleh kelompok kriminal terorganisir. Penipuan-penipuan ini ini berkisar dari investasi mata uang kripto palsu hingga skema piramida cepat kaya.
"Selalu ada yang namanya penipuan, dan ini seharusnya menjadi tanda bahaya bagi semua orang: Anda harus membayar di muka untuk mendapatkan keuntungan atau penghasilan yang dijanjikan," kata WhatsApp dalam postingan blog Meta di laman resminya.
Menurut Meta, WhatsApp mendeteksi dan memblokir lebih dari 6,8 juta akun yang terkait dengan pusat-pusat penipuan, sebagian besar berada di Asia Tenggara.
"Berbekal hasil investigasi internal dan kolaborasi dengan penegak hukum, akun-akun ini berhasil dihentikan secara proaktif sebelum sempat digunakan oleh pelaku untuk menjalankan aksi penipuan mereka,"kata WhatsApp dalam pernyataan resminya.
WhatsApp dan Meta baru-baru ini bekerja sama dengan OpenAI untuk menggagalkan penipuan yang terlacak ke Kamboja. Para pelaku menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan pesan teks berisi tautan ke obrolan WhatsApp dengan tujuan memikat korban.
Meta meminta pengguna WhatsApp untuk waspada ketika ditambahkan ke grup obrolan yang tidak dikenal oleh orang yang tidak mereka kenal.
WhatsApp juga baru saja meluncurkan fitur baru untuk melindungi penggunanya dari percobaan penipuan online.
Menurut Meta, hal ini didasari bahwa setiap harinya penipu menyasar para pengguna aplikasi perpesanan dengan berbagai modus, mulai dari penawaran yang tampak menggiurkan hingga skema piramida yang menjanjikan uang dalam waktu singkat.
Merespons isu ini, WhatsApp terus memperkuat perlindungan pengguna dengan menambahkan lapisan keamanan baru yang mendukung teknologi machine learning dalam mendeteksi dan memblokir akun penipuan secara massal.
WhatsApp kini juga menghadirkan beragam fitur perlindungan, seperti kartu konteks, kemudahan dalam memblokir dan melaporkan pesan mencurigakan, fitur untuk heningkan penelepon tak dikenal, serta pengaturan privasi yang memberi pengguna kendali atas siapa saja yang dapat menambahkan saya ke grup.
(dmi/dmi)