Ribuan peneliti yang hadir dalam Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) bakal ikut menyusun peta jalan riset dan inovasi teknologi Indonesia selama acara yang digelar selama tiga hari tersebut.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Menristekdikti) Brian Yuliarto mengatakan dan inovasi teknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga kita memiliki kemampuan SDM unggul dan penguasaan sains teknologi untuk mampu mengelola sumber daya-sumber daya penting yang menguasai hajat hidup orang banyak untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat," kata dia, saat melaporkan kegiatan di hadapan Presiden Prabowo Subianto, pada sambutannya.
Konvensi ini diadakan di Sabuga, ITB, Bandung, Jawa Barat mulai hari ini hingga Sabtu (9/8).
Brian juga memaparkan kepada para tamu undangan yang hadir, jika KSTI 2025 merupakan inisiatif Prabowo. Ia menyebut KSTI diharapkan membahas beragam persoalan tentang sains, teknologi dan industri, untuk kemajuan bangsa.
"Konvensi ini merupakan inisiatif Bapak Presiden [Prabowo Subianto] untuk mempertemukan, mengumpulkan para peneliti dan guru besar khususnya bidang STEM untuk bersama-sama menyamakan visi, berkontribusi, memajukan bangsa dan negara Indonesia," ujar katanya.
Sebelumnya, ribuan peneliti di Indonesia hadir dalam Konvensi Sains, Teknologi, Industri (KSTI) tahun 2025 yang digelar di Gedung Sabuga Bandung, Kamis (7/8).
Brian mengatakan acara ini dihadiri oleh 350 rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. Tidak hanya itu, ribuan peneliti terbaik di Indonesia juga ikut hadir dalam acara ini.
Brian mengatakan dengan konvensi ini, sains dan teknologi di Indonesia diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Selain itu, ia mendorong ekonomi ekstraktif diubah dengan lebih banyak mengelola hilirisasi.
(csr/dmi)