Ribuan Peneliti Hadiri Konvensi Sains dan Teknologi di ITB

CNN Indonesia
Kamis, 07 Agu 2025 09:55 WIB
Dengan konvensi ini, sains dan teknologi di Indonesia diharapkan dapat ikut mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
Dengan konvensi ini, sains dan teknologi di Indonesia diharapkan dapat ikut mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung, CNN Indonesia --

Ribuan peneliti di Indonesia bersama beberapa menteri serta Presiden Prabowo Subianto, hadir dalam Konvensi Sains, Teknologi, Industri (KSTI) tahun 2025 yang digelar di Gedung Sabuga Bandung, Kamis (7/8). Acara ini berlangsung selama tiga hari ke depan atau hingga Sabtu (9/8).

"Mengundang 350 rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. Kita juga mengundang seribu peneliti terbaik di Indonesia," ucap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto saat memberikan sambutan, Kamis (7/8).

Brian mengatakan dengan konvensi ini, sains dan teknologi di Indonesia diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Selain itu, ia mendorong ekonomi ekstraktif diubah dengan lebih banyak mengelola hilirisasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kuncinya adalah penguasaan sains dan teknologi, jadi paling tidak sedikit banyak bapak-Ibu yang hadir di ruangan ini punya tanggung jawab moral, tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa penguasaan sains dan teknologi oleh bangsa kita itu betul-betul bisa dikuasai," kata dia.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sambutannya mengatakan sains dan teknologi merupakan faktor penentu bagi kemajuan perekonomian sebuah negara.

"Ia menentukan total factor productivity bagi sebuah negara dan perekonomian," kata Sri dalam sambutannya.

Menurutnya, ekonomi tidak bisa tumbuh hanya dengan menambah jumlah label dan modal, tapi kombinasi labor dan capital yang disertai dengan sains dan teknologi akan menciptakan suatu produktivitas dan solusi yang kemudian bisa memajukan perekonomian.

Maka dari itu, kata dia negara-negara maju pasti berinvestasi besar di bidang sains, teknologi, penelitian dan pendidikan.

"Saya menganggap konvensi ini saya harap akan menjadi salah satu bentuk bagi kita semuanya untuk bekerjasama antara academician, industri, government dan terutama juga dengan seluruh stakeholders dalam sebuah ekosistem yang meningkatkan productivity melalui sains dan teknologi," katanya.

Pemerintah saat ini, lanjut Sri Mulyani, sangat mendukung dunia pendidikan. Hal iru terlihat dari peranan APBN, di mana 20 persennya didesain untuk pendidikan.

"Untuk tahun ini Rp750 triliun. Alokasi anggaran ini dipakai untuk memperkuat ekosistem dari seluruh pendidikan. Namun Indonesia adalah negara besar, kalau kita bicara pendidikan kita bisa bicara dari mulai madrasah, pendidikan sekolah negeri, swasta atau kita bicara tentang dunia," kata Sri Mulyani.

"Dari mulai guru honorer sampai dengan profesor atau orang-orang pintar yang ada di ruangan seperti ini, peneliti dan perguruan tinggi yang juga begitu sangat diversi. Saya ingat sih beberapa bulan yang lalu ada demo guru tidak dapat tukir. Dosen tidak dapat tukir. Tapi saya yakin bukan dosen yang duduk disini," lanjut dia.

"Karena yang demo itu ternyata dosen itu ada beberapa jenis dosen. Pak Brian yang biasanya ngurusin penelitian yang hebat-hebat tiba-tiba jadi menteri langsung ngurusin tukir dosen. Tapi itu yang bisa membuat memenangkan Nobel Pak Brian nanti," sambung dia.

Selain ribuan peneliti dan Prabowo, acara ini turut dihadiri sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, seperti Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Bappenas Rachmat Pambudy. Turut hadir penerima Nobel Fisika Konstantin Novoselov dan Brian Schmidt.

(csr/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER