Gempa dangkal berkekuatan M1,8 mengguncang wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (14/8). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lantas menyoroti Sesar Lembang yang aktif dan perlu diwaspadai.
"Aktivitas gempa sore tadi menjadi bukti bahwa Sesar Lembang adalah jenis sesar aktif yang patut diwaspadai," ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangannya, Kamis (14/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gempa tektonik mengguncang wilayah Pasirlangu dan Jambudipa, Cisarua, Bandung Barat pada Kamis (14/8) sore, tepatnya pukul 16:13:34 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa berkekuatan M1,8 tersebut memiliki episenter pada koordinat 6.81 Lintang Selatan dan 107.53 Bujur Timur, tepatnya di darat dengan kedalaman hiposenter 19 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas Sesar Lembang Segmen Cimeta," tutur Daryono.
Menurut laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di Pasirlangu dan Jambudipa dengan skala intensitas II - III MMI dengan deskripsi getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan digantung berayun, getaran dirasakan jelas dalam rumah, getaran seolah ada truk berlalu.
Daryono mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut.
Hasil monitoring BMKG hingga Kamis (14/8) malam juga belum menunjukkan gempa susulan.
Lebih lanjut, Daryono mengatakan Sesar Lembang pernah menghasilkan gempa merusak pada 28 Agustus 2011.
Kala itu, gempa kuat dengan magnitudo M3,3 dipicu oleh aktivitas Sesar Lembang Segmen Cimeta. Gempa ini dilaporkan merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat.
(lom/dmi)