Dokter China Berhasil Operasi Pasien dengan Kepala Hampir Putus

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Agu 2025 10:20 WIB
Ilustrasi. Tim dokter di rumah sakit Shanghai, China berhasil melakukan operasi langka pada pasien yang kepalanya hampir terpisah dari tubuhnya. (Foto: iStockphoto/baranozdemir)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim dokter di rumah sakit Shanghai, China berhasil melakukan operasi langka pada pasien yang kepalanya hampir terpisah dari tubuhnya.

Leher pasien tersebut terkena lengan mekanik dengan sangat parah, sehingga tulang belakang lehernya hampir sepenuhnya terlepas. Peluang pasien itu bertahan hidup itu awalnya sangat kecil, tapi kini dia sudah dalam masa pemulihan.

Chen Huajiang, direktur ruang operasi tulang belakang leher di Rumah Sakit Shanghai Changzheng, mengaku baru kali ini menangani pasien dengan kondisi separah tersebut dari pengalamannya menjadi dokter selama tiga dekade.

Pasien itu dirawat di rumah sakit sejak bulan Juni. Dampak mengerikan dari insiden tersebut menyebabkan kelumpuhan tingkat tinggi secara tiba-tiba dan henti jantung.

Namun, resusitasi kardiopulmoner darurat berhasil mengembalikan tanda-tanda kehidupan yang lemah. Menurut dia dalam kasus ini, operasi adalah satu-satunya harapan, namun sangat berbahaya.

"Kami menelusuri literatur domestik dan internasional dan tidak menemukan kasus tercatat tentang pemisahan tulang belakang leher separah ini, apalagi ada yang selamat setelah perawatan," kata Chen, melansir Xinhua, Sabtu (23/8).

"Bahkan jika hanya ada secercah harapan, kami bersedia mencobanya," lanjut dia.

Setelah hampir tiga jam dilakukan berbagai upaya, sebuah terobosan berhasil dicapai. Tim tidak hanya berhasil mengembalikan tulang leher yang sepenuhnya terlepas ke posisi semula dengan akurat, tetapi juga memperkenalkan teknik 'plat satelit', sebuah metode yang menggunakan plat kecil tambahan untuk penguatan yang lebih baik.

Tim dokter berhasil mengimplan dua pelat dan dua penyangga pada vertebra, tulang-tulang kecil dan tidak beraturan yang menyusun tulang belakang, yang lebarnya hanya 24-26 mm. Hal ini memperkuat konstruksi dengan pelat tambahan untuk mencapai stabilitas luar biasa melalui pendekatan anterior tunggal.

Fungsi dukungan inovatif ini berfungsi seperti 'tiang stabilitas', memberikan integritas struktural segera pada tulang leher yang rusak parah dan mengurangi kebutuhan akan operasi kedua.

"Teknik ini belum pernah diterapkan pada kasus ekstrem seperti ini sebelumnya," kata Chen.

"Mungkin terlihat seolah-olah kami sedang menangani tulang, tetapi sebenarnya kami sedang menangani ribuan pembuluh darah dan saraf. Percobaan kedua? Itu bisa berarti pembuluh darah pecah, lapangan bedah tergenang darah, dan kegagalan total," kata Chen saat menggambarkan suasana bedah yang tegang.

Beruntung, tidak ada komplikasi yang diantisipasi terjadi, dan operasi tersebut berhasil. Menurutnya pasien berhasil lepas dari vasopresor. 

"Pasien berhasil lepas dari vasopresor pada hari yang sama dengan operasi, dan fungsi pernapasan membaik tanpa infeksi paru-paru yang signifikan," kata Chen.

Pasien juga telah lepas dari ventilator selama 36 jam berturut-turut, dan bisa memulihkan gerakan pada lengan atas dan bahunya, serta menunjukkan tanda-tanda positif pemulihan neurologis, yang secara bertahap menuju pemulihan fungsi. Namun, keparahan cedera tulang belakang berarti rehabilitasi akan memakan waktu lama dan berat.

Berkat perawatan yang teliti, pasien berhasil melewati kondisi kritis dan dipulangkan pada 9 Juli.

Kesuksesan operasi yang sangat langka dan kompleks ini dengan cepat menarik perhatian komunitas bedah tulang belakang domestik, dengan para ahli di seluruh negeri berusaha belajar dari pencapaian ini.

"Kami akan terus menjelajahi wilayah yang belum terjamah dalam bedah tulang belakang leher, terus menantang batas-batas apa yang secara teknis mungkin dilakukan," kata Chen.

(dmi/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK