Ke Mana Hilangnya Cincin Saturnus?

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Agu 2025 16:15 WIB
Cincin Saturnus tampak hilang dari Bumi, konon fenomena ini hanya sementara. Begini penjelasannya.
Ilustrasi. Cincin Saturnus hilang dari pengamatan bumi, tapi hanya terjadi sementara. (HO / NASA / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cincin Saturnus yang ikonik seolah "menghilang" dari pandangan orang-orang di Bumi pada 2025 ini. Namun, jangan khawatir, fenomena langka ini hanya sementara dan para astronom menyebutnya sebagai ring plane crossing.

Fenomena ini terjadi karena cara kita memandang Saturnus dari Bumi berubah seiring orbit kedua planet mengelilingi Matahari.

Pada saat tertentu, tepatnya ketika Matahari berada di atas ekuator Saturnus saat titik ekuinoks, cincin planet tersebut terlihat dari sisi tepinya saja. Karena cincin Saturnus hanya setebal sekitar 1 kilometer, pengamat di Bumi seolah-olah melihat cincin itu lenyap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saturnus sendiri berjarak rata-rata 1,43 miliar kilometer dari Matahari dan membutuhkan 29,4 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu orbit. Sumbu rotasi Saturnus miring 26,7 derajat, mirip dengan Bumi yang memiliki kemiringan 23,5 derajat.

Kombinasi ini membuat tampilan cincin berubah seiring waktu. Kadang terlihat dari atas, kadang dari bawah, dan pada momen tertentu hanya terlihat garis tipis yang hampir tak kasatmata.

Melansir Sky at Night Magazine, peristiwa ring plane crossing jarang terjadi, hanya sekitar sekali dalam 15 tahun. Meski cincin tak terlihat, astronom justru mendapat kesempatan emas untuk melakukan pengamatan.

NASA mencatat, antara tahun 1655 hingga 1980, sebanyak 13 bulan Saturnus ditemukan pada periode fenomena ini.

Selain itu, para peneliti juga bisa memanfaatkan momen ini untuk mempelajari pergerakan bulan-bulan Saturnus, mengamati transit, okultasi, hingga gerhana yang biasanya tertutup pantulan cahaya cincin.

Mengenal cincin Saturnus

Cincin Saturnus pertama kali diamati Galileo pada 1610, yang saat itu menyebutnya seperti "telinga" di sisi planet. Baru pada 1655, Christiaan Huygens menyadari bahwa "proyeksi" tersebut sebenarnya adalah cincin.

Giovanni Cassini kemudian mengidentifikasi lebih dari satu cincin dan menemukan celah besar di antaranya, yang kini dikenal sebagai Cassini Division.

Saat ini, ilmuwan mengetahui bahwa Saturnus memiliki tujuh cincin utama (A-G) dengan struktur kompleks, penuh celah, cincin kecil, dan partikel es berukuran mulai dari butiran halus hingga bongkahan sebesar rumah. Cincin ini membentang sejauh 282 ribu kilometer, tetapi sangat tipis, hanya sekitar 1 kilometer.

Menariknya, penelitian terbaru menyebut bahwa cincin Saturnus tidak setua yang diperkirakan. Alih-alih berusia miliaran tahun, cincin ini kemungkinan hanya terbentuk sekitar 400 juta tahun lalu.

Terkait cincin yang hilang, tentunya ini tidak terjadi selamanya. Fenomena cincin hilang ini hanya sementara sesuai dengan waktu orbit dan akan terulang beberapa tahun kemudian.

Sayangnya, pada 2025 ini Saturnus berada terlalu dekat dengan Matahari, sehingga fenomena cincin "hilang" ini sulit diamati dari Bumi, bahkan dengan teleskop luar angkasa. Saturnus baru muncul kembali dari silau Matahari pada akhir April 2025, menjelang fajar.

Bagi pengamat langit, kesempatan berikutnya untuk menyaksikan fenomena penuh ini baru akan datang pada tahun 2038. Kabar baiknya, cincin Saturnus tidak benar-benar hilang, para astronom memperkirakan butuh waktu sekitar 300 juta tahun sebelum cincin itu lenyap sepenuhnya.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER