Ditakuti, Bagaimana Kondisi Sesar Lembang Saat Ini?

CNN Indonesia
Senin, 25 Agu 2025 07:42 WIB
Masyarakat meningkatkan waspada potensi bencana dari patahan sepanjang 29 kilometer yang membentang mulai dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung sampai Padalarang.
Sesar Lembang masuk rentang siklus ulang tahun gempa yang bisa terjadi sekarang atau 100 tahun lagi. Arsip BMKG
Jakarta, CNN Indonesia --

Patahan atau Sesar Lembang menarik perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Masyarakat pun meningkatkan waspada potensi bencana dari patahan sepanjang 29 kilometer yang membentang mulai dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung sampai Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Terbaru, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung,Jawa Barat (Jabar), menyiapkan enam lokasi evakuasi jika terjadi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang.
Enam titik evakuasi tersebut yakni Taman Tegalega, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gasibu, Alun-Alun Kota Bandung, Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), dan Lapangan Olahraga Arcamanik.

"Dampak gempa bisa meluas ke infrastruktur, ekonomi, hingga sosial masyarakat. Oleh karena itu, arah kebijakan kami lebih pada upaya preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya responsif," kata Wakil Wali Kota Bandung Erwin di Bandung, Minggu (24/8) mengutip Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti Gempa Bumi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik Rahmawan Daryono mengatakan pergerakan Sesar Lembang bisa menghasilkan gempa hingga magnitudo 7 dalam skenario yang dibuat sebelumnya oleh BMKG.

"Sesar Lembang itu satu segmen sepanjang 29 kilometer yang mampu menghasilkan gempa magnitudo 6,5 sampai 7, tentu dampak terburuknya, magnitudo 7," kata Mudrik saat ditemui di Lembang, Minggu (24/8/2025).

Ia menjelaskan gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang terjadi sejak Juni sampai Agustus 2025. Beruntung magnitudo yang dihasilkan tak lebih dari 3. Namun ia mewaspadai potensi gempa lebih besar lagi akibat Sesar Lembang.

"Kondisi Sesar Lembang saat ini, kita tahu ada gempa-gempa kecil di sekitar kilometer 6, Ngamprah. Terus terang sampai saat ini sebagai saintis belum bisa memastikan apakah ini akan disusul oleh gempa besar atau hanya gempa kecil lalu berhenti, namun dua kemungkinan itu bisa terjadi. Tetapi kita sebagai manusia harus siap siaga menghadapi skenario terburuk," ujar Mudrik dikutip dari detik.

Pada pekan lalu, gempa dangkal berkekuatan M1,8 mengguncang wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (14/8). BMKG kala itu juga menyoroti Sesar Lembang.

"Aktivitas gempa sore tadi menjadi bukti bahwa Sesar Lembang adalah jenis sesar aktif yang patut diwaspadai," ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangannya, Kamis (14/8).

Selain akibat Sesar Lembang, wilayah lain di Jawa Barat turut diguncang gempa pada Rabu (20/8). Pada malam hari, gempa berkekuatan M4,9 terjadi di Kabupaten Bekasi pada pukul 19.54 WIB dengan pusat gempa di darat, 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, pada kedalaman 10 kilometer.

BMKG menjelaskan gempa dangkal ini dipicu oleh aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust).

Setelah itu, dua gempa susulan kembali terjadi di Bekasi, masing-masing dengan magnitudo 2,1 pada kedalaman 10 kilometer dan magnitudo 2 di kedalaman 3 kilometer.

Menurut Mudrik, Sesar Lembang benar-benar harus diwaspadai karena patahan itu berada pada siklus pelepasan energi.

Berdasarkan penelitian, siklus gempa Sesar Lembang antara 170 tahun sampai 670 tahun. Ia menjelaskan gempa besar terakhir berdasarkan rekaman sedimentasi geologi terjadi pada abad ke-15.

"Jadi sudah 560 tahun hingga saat ini, artinya sudah masuk rentang siklus ulang tahun gempa. Bisa terjadi sekarang atau 100 tahun lagi kita tidak tahu pastinya," tukas Mudrik.

Ia menyarankan warga harus siap-siap siaga agar bisa melindungi diri dan keluarga.

(tim/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER