Rentetan gempa mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya sejak pekan lalu imbas meningkatnya aktivitas Sesar Lembang. Simak penjelasan tentang sesar ini.
Gempa dangkal berkekuatan M1,8 mengguncang wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (14/8).
Pada Rabu (20/8), Kabupaten Bandung Barat kembali diguncang gempa dengan kekuatan M1,7, tepatnya pada pukul 12.28 WIB. Episenter gempa berada di darat pada jarak 3 kilometer barat laut Kabupaten Bandung Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sederet kejadian gempa ini menunjukkan Sesar Lembang adalah sesar yang aktif dan patut diwaspadai.
Lihat Juga :![]() LAPORAN INTERAKTIF Tidur Panjang Sesar Lembang |
"Aktivitas gempa sore tadi menjadi bukti bahwa Sesar Lembang adalah jenis sesar aktif yang patut diwaspadai," ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangannya, Kamis (14/8).
Sesar Lembang adalah satu dari 81 sesar yang aktif di Indonesia. Ia berlokasi di 8 hingga 10 kilometer sebelah utara kota Bandung.
Sesar Lembang memiliki patahan sepanjang 29 kilometer yang masih aktif bergerak. Kecepatan pergerakannya mencapai 6 milimeter per tahun.
Terdapat enam segmen patahan yang tidak lurus di Sesar Lembang. Enam patahan itu adalah Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng.
Sesar Lembang membentang dari Kecamatan Padalarang (Kab. Bandung Barat) di bagian barat hingga Kecamatan Cilengkrang (Kab. Bandung) di sebelah timur. Pada sisi barat, ketinggian sesar Lembang semakin landai dan saat ini daerahnya didominasi oleh persawahan dan rumah warga.
Sementara yaitu di sisi timur, sesar Lembang memiliki struktur mencuat dengan kecuraman hingga 40 derajat. Karena menyerupai dinding raksasa, ia menjadi salah satu daya tarik wisata di kota Bandung.
Dalam acara diskusi daring bertajuk 'Pemetaan Sesar Pulau Jawa Serta Mitigasi Risiko Bencana Geologi', pada 2024, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Rahmat Triyono menskenariokan gempa yang terjadi bila disebabkan oleh Sesar Lembang.
Berdasarkan Pemetaan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), sesar dengan panjang 30 km ini memiliki potensi magnitudo maksimum 6,8.
"Kita skenariokan dengan kedalaman [pusat gempa]-nya 10 km, maka dampaknya kalau ini terjadi, di Bandung Barat, Kota Cimahi, Bandung, Purwakarta dengan skala MMI (Modified Mercalli intensity)-nya adalah VI sampai VII," ujar Rahmat pada April 2024.
Ia pun menggarisbawahi soal pentingnya rumah yang memenuhi syarat tahan gempa.
"Itu dampaknya itu kerusakan sedang, dengan catatan apabila bangunannya ini memang memenuhi kaidah-kaidah yang semestinya, maksudnya ada kolom, ada struktur, dan lain sebagainya. Tapi kalau tidak ada struktur, tentunya dengan VI-VII MMI ya sudah rata dengan tanah ini," tutur dia.
Terpisah, peneliti di Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengatakan parahnya potensi kerusakan imbas Sesar Lembang ini terkait dengan kondisi batuan di lokasi tersebut yang termasuk lunak.
Pasalnya, kata dia, Bandung berdiri di atas bekas danau purba.
"Jadi walaupun Sesar Lembang dengan Kota Bandung, misalkan, jaraknya lebih dari 7 kilometer, tetapi bisa jadi yang berada di Kota Bandung ini merasakan goncangan yang sangat kuat karena dia berada di atas tanah yang lunak," jelasnya.
(lom/dmi)