Mengenal Sesar Citarik, Sumber 'Goyang' Bogor hingga Sukabumi

CNN Indonesia
Senin, 25 Agu 2025 10:06 WIB
Ilustrasi. Sesar Citarik yang kerap guncang wilayah Bogor hingga Sukabumi. ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA
Jakarta, CNN Indonesia --

Sesar di Jawa Barat mendapat sorotan usai wilayah ini diguncang sejumlah gempa selama lebih dari sepekan. Salah satu sesar yang kini disorot adalah Sesar Citarik yang kerap guncang wilayah Bogor hingga Sukabumi.

"Sesar Citarik memiliki orientasi sesar arah utara barat daya - timur laut, memanjang namun tersegmentasi melalui Pelabuhan Ratu, Bogor, hingga Bekasi. Sesar Citarik memiliki mekanisme geser mengiri," ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangannya, Sabtu (23/8).

"Sesar ini diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini dengan mekanisme berupa sesar geser/mendatar mengiri (sinistral strike slip)," lanjutnya.

Daryono memaparkan beberapa kejadian gempa signifikan dan merusak yang diduga dipicu aktivitas sesar ini, yakni Gempa Sukabumi dan Bogor pada 14 Juni 1900, 9 Februari 1975, 12 Juli 2000, dan 10 Maret 2020 (M5,0).

Kejadian terakhir adalah gempa merusak di Bogor pada 10 April 2025 yang lalu dengan kekuatan M4,1.

Selain itu, gempa dahsyat yang melanda Kota Bogor pada 11 Oktober 1834 dengan dampak hingga skala intensitas VIII MMI (rusak berat) hingga IX MMI (rusak sangat berat) juga diduga pemicunya adalah Sesar Citarik. Gempa ini menyebabkan banyak rumah dan bangunan tembok di Batavia dan Istana Bogor rusak.

Sementara itu, Gempa Bogor dengan kekuatan M4,1 pada 10 April 2025 pukul 22.16.13 WIB merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan episenter terletak di Kota Bogor pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 kilometer yang dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber sesar geser (strike-slip). Episenter gempa ini terletak pada jalur Sesar Citarik.

"Bukti bahwa Gempa Bogor M4,1 adalah gempa tektonik dan bukan gempa vulkanik, tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan Sensor Gempa di Darmaga dan di Citeko dengan karakteristik gelombang geser yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi," terang Daryono.

Ia menyebut Gempa Bogor saat itu disertai gemuruh dan dentuman. Menurutnya, suara ini wajar karena adanya getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman sangat dangkal.

Daryono menjelaskan bahwa hampir semua gempa sangat dangkal disertai suara ledakan, dentuman dan gemuruh.

Gempa Bogor pada April 2025 sendiri dirasakan kuat di Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Depok dengan Skala Intensitas III-V MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga.

Lebih lanjut, gempa ini cukup merusak di Kota Bogor dikarenakan beberapa hal, seperti kedalaman hiposenter gempa yang dangkal, struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa, serta lokasi permukiman berada pada tanah lunak.

"Sesar Citarik berpotensi menimbulkan gempa kuat sehingga jalur sesar ini harus diperhitungkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di wilayah Jabodetabek dan Sukabumi," pungkasnya.

(lom/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK