Pemprov Sumatera Barat terus meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman patahan Megathrust yang berisiko besar menyebabkan gempa bumi dan memicu gelombang tsunami.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseimy saat memberikan arahan kepada sejumlah instansi yang tergabung dalam pelaksanaan simulasi nasional kesiapsiagaan menghadapi Megathrust di Kota Padang, Provinsi Sumbar.
"Potensi gempa besar di zona Megathrust Mentawai masih menjadi ancaman yang perlu kita waspadai bersama," kata Wakil Gubernur Sumatera Barat (Wagub Sumbar)Vasko Ruseimy di Kota Padang, Rabu (3/9) disitat dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan BMKG, setiap tahunnya Ranah Minang digoncang hingga ribuan kali gempa bumi, baik yang dirasakan langsung maupun tidak.
Sebagai salah satu daerah yang berada dalam kawasan cincin api pasifik atau ring of fire, Sumbar menekankan mitigasi kebencanaan menjadi perhatian serius secara berkesinambungan.
Selain mewaspadai patahan Megathrust, juga ada ancaman patahan di daratan seperti Sesar Sumatera atau Sesar Semangko yang melintasi Aceh hingga Provinsi Lampung.
Ranah Minang sudah beberapa kali diguncang gempa besar yang menelan ribuan korban jiwa.
Sebagai contoh, gempa 10 Maret 2007 di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan magnitudo 6,3 dan 6,4 yang menewaskan 66 orang.
Kemudian, pada 30 September 2009 kembali memporak-porandakan Ranah Minang dengan magnitudo 7,6 yang menewaskan 1.100 lebih, serta 4.000 lebih orang mengalami luka-luka. Terakhir gempa bumi 25 Februari 2022 di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat dengan magnitudo 6,2 yang menewaskan 25 orang.
"Simulasi kesiapsiagaan ini sangat dibutuhkan dalam rangka optimalisasi manajemen bencana di kluster kesehatan terutama gempa dan tsunami sehingga korban dapat diminamalisir," tutupnya.
(tim/mik)