Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama Oktober ini, mulai Supermoon hingga hujan meteor Draconid dan Orionid. Simak daftar lengkapnya.
Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Oktober dapat dinikmati dengan mata telanjang, tetapi beberapa fenomena lain perlu dilihat dengan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk dapat menikmati fenomena-fenomena langit ini, kita perlu memastikan langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan, serta jauh dari polusi cahaya perkotaan.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut daftar fenomena langit pada Bulan Oktober 2025:
Fenomena Supermoon akan menghiasi langit pada 6-7 Oktober. Fenomena ini terjadi ketika Bulan purnama (Harvest Moon) berada pada titik terdekatnya dengan Bumi (perigee), sehingga tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya di langit malam.
Super Harvest Moon tahun ini adalah yang pertama dari rangkaian empat supermoon berturut-turut.
Saat fenomena Supermoon, Bulan akan tampak hingga 8 persen lebih besar dan 16 persen lebih terang dari purnama biasa.
Bulan akan muncul di timur saat Matahari terbenam, bersinar terang sepanjang malam, dan terbenam di barat menjelang fajar.
Hujan meteor Draconid aktif antara 6 - 10 Oktober 2025, dan diperkirakan mencapai puncak pada malam tanggal 8 Oktober. Sumber debu hujan meteor ini adalah komet 21P/Giacobini-Zinner.
Hujan meteor Draconid bisa menampilkan ratusan meteor saat momen puncaknya. Pada 2011, pengamat di Eropa melaporkan 600 meteor per jam.
Namun tahun ini, faktor bulan purnama atau cahaya Bulan pada malam 6-8 Oktober dapat mempersulit pengamatan meteornya.
Hujan meteor Orionid aktif mulai 2 Oktober hingga 12 November 2025, dengan puncak di malam 21-22 Oktober.
Asal usul meteor ini adalah debu sisa dari Komet Halley (1P/Halley).
Dalam kondisi langit gelap, pengamat di lokasi gelap mungkin dapat melihat sekitar 5-20 meteors per jam tergantung kondisi lokal.
Pada 29 Oktober, Merkurius akan berada pada elongasi timur terbesar sehingga berada pada posisi paling jauh dari Matahari di langit senja barat, yang memberikan peluang terbaik untuk mengamatinya setelah matahari terbenam.
Menurut Earthsky, elongasi Merkurius pada 29 Oktober disebut akan menjadi "best evening apparition" atau penampakan senja terbaik bagi belahan Bumi selatan.
(lom/dmi)