Cuaca Panas 'Panggang' RI Hingga 36 Derajat, Apakah Normal?

CNN Indonesia
Kamis, 16 Okt 2025 08:30 WIB
Cuaca panas 'memanggang' sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir, dengan suhu maksimal berkisar antara 35 hingga 36,6 derajat Celsius.
Cuaca panas 'memanggang' sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir, dengan suhu maksimal berkisar antara 35 hingga 36,6 derajat Celsius. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cuaca panas 'memanggang' sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir, dengan suhu maksimal berkisar antara 35 hingga 36,6 derajat Celsius. Apakah suhu panas tersebut normal?

Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah dipanggang suhu maksimal berkisar antara 35 hingga 36,6 derajat Celcius pada 13-14 Oktober. Penyebab cuaca terasa panas di beberapa wilayah Indonesia, yakni akibat pergeseran Matahari ke sisi selatan Tanah Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini kenapa terlihat sangat panas? Karena di sisi selatan, Matahari sekarang itu udah bergeser, di posisi di selatan wilayah Indonesia," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto kepada wartawan di Kantor Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, Jakarta Pusat, Senin (13/10), dikutip dari Detik.

Guswanto mengatakan pergeseran Matahari mengakibatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah selatan mulai jarang. Menurutnya, hal tersebut menyebabkan cuaca belakangan terasa panas.

"Dan ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan. Sehingga inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar Matahari langsung," tuturnya.

Meski demikian, ia menyebut suhu di Indonesia masih berada pada titik normal selama masih berada di 31 hingga 34 derajat Celsius.

"Jadi gini, temperatur kota itu idealnya kan rata-ratanya suhu maksimum ya kita di Indonesia itu, itu 31-34 masih normal," terangnya.

Bukan gelombang panas

Meski panas menyengat sejumlah daerah, BMKG menegaskan bahwa saat ini Indonesia tidak mengalami gelombang panas atau heatwave seperti yang terjadi di negara-negara subtropis.

"Suhu di Indonesia masih dalam batas wajar, walaupun terasa tidak nyaman," kata BMKG dalam unggahannya di Instagram.

Lebih lanjut, BMKG memprediksi kondisi cuaca panas ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing daerah.

BMKG menyebut ada tiga penyebab utama cuaca Indonesia terasa sangat panas dalam beberapa hari terakhir.

Pertama, posisi semu Matahari. Menurut BMKG saat ini gerak semu Matahari sudah berada sedikit di sekitar ekuator, yang mengakibatkan wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, menerima penyinaran Matahari yang sangat intens.

Kedua, angin timuran yang bertiup dari Australia membawa massa udara kering. Udara kering ini membuat awan sulit terbentuk, sehingga panas Matahari terasa lebih terik di permukaan.

Ketiga, minimnya tutupan awan. Meskiup sebagian wilayah sudah memasuki musim hujan, pembentukan awan hujan di beberapa wilayah masih minim, sehingga panas Matahari langsung memancar ke permukaan Bumi tanpa penghalang, membuat suhu terasa jauh lebih panas terutama pada siang hari.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER