Komdigi Kaji Implementasi Koneksi HP ke Satelit Mirip Starlink

CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2025 17:11 WIB
Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) kini sedang dipelajari Komdigi untuk diterapkan di Indonesia. (Tangkapan layar instagram @starlink_satellites)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengkaji potensi implementasi Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan perangkat seluler terhubung dengan satelit tanpa base transceiver station (BTS).

Komdigi telah membuka konsultasi publik atas dokumen Call for Information (CFI) Kajian Regulasi dan Kebijakan tersebut.

Konsultasi ini bertujuan menghimpun pandangan, data, serta praktik terbaik dari para pemangku kepentingan mengenai potensi pemanfaatan teknologi NTN-D2D sebagai solusi untuk pemerataan konektivitas digital nasional.

Sebagai informasi, teknologi NTN-D2D memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan satelit tanpa bergantung pada menara BTS. Dengan demikian, internet ini dapat menjangkau masyarakat di wilayah terpencil, perbatasan, dan perairan yang sulit diakses jaringan darat.

NTN-D2D dinilai berpotensi memperluas jangkauan layanan seluler, memperkuat ketahanan komunikasi nasional, serta menciptakan dampak ekonomi digital di daerah.

Dokumen CFI ini disusun untuk mengumpulkan masukan publik mengenai potensi implementasi teknologi NTN-D2D di Indonesia.

Dalam dokumen CFI tersebut, pemerintah terbuka terhadap masukan dari operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, industri perangkat, asosiasi, akademisi, dan masyarakat umum.

Masukan yang diberikan akan menjadi bahan penting dalam penyusunan kebijakan dan regulasi, termasuk aspek teknis, manajemen spektrum frekuensi, model bisnis, dan skema kerja sama antar operator.

Komdigi mendorong partisipasi publik untuk memberikan tanggapan melalui surat elektronik ke email ke sat-ins@postel.go.id dan orsat@infradig.komdigi.go.id dengan batas waktu penyampaian tanggapan 9 November 2025.

Lebih lanjut, teknologi semacam ini telah diterapkan oleh perusahaan satelit milik Elon Musk, Starlink, yang diberi nama Direct to Cell.

"Satelit Starlink dengan kemampuan Direct to Cell memungkinkan akses menyeluruh untuk mengirim SMS, menelepon, dan menjelajah di mana pun Anda berada, baik di darat, danau, atau pun perairan pesisir. Direct to Cell juga akan menghubungkan perangkat IoT dengan perangkat LTE umum," tulis Starlink di lamannya.

Satelit Starlink disebut memiliki modem eNodeB yang bertindak seperti menara seluler di ruang angkasa.

Starlink menyebut layanannya ini bisa digunakan oleh semua ponsel LTE di mana pun.

Meski demikian, layanan Direct to Cell dari Starlink belum tersedia di Indonesia.

(lom/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK