Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan tiga peserta yang akan mengikuti lelang frekuensi 1,4 GHz yang dapat digunakan untuk menggelar internet cepat 100Mbps. Dalam daftar tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan XLSmart menyatakan mundur dari proses lelang.
Seleksi peserta sendiri dimulai pada awal Agustus dengan proses pengambilan dokumen seleksi. Pada proses ini terdapat total 7 penyedia layanan internet (ISP) yang tertarik, yakni PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk; PT Indosat Tbk; PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk; PT Telemedia Komunikasi Pratama; PT Netciti Persada; PT Telekomunikasi Seluler; dan PT Eka Mas Republik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Selasa (23/9), dari 7 calon peserta seleksi yang telah mengambil Dokumen Seleksi, terdapat 5 calon peserta yang menyerahkan Dokumen Permohonan Keikutsertaan Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access).
Calon yang tidak menyerahkan dokumen adalah PT Netciti Persada (Netciti) dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Pada hari yang sama, tim Seleksi melaksanakan pemeriksaan kelengkapan dokumen. Berdasarkan pemeriksaan, hanya tiga ISP yang akan bergabung dalam proses lelang.
Sementara dua ISP, yakni PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) dan PT Indosat Tbk (Indosat) menyampaikan pengunduran diri.
Dengan demikian, proses lelang akan diikuti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT Eka Mas Republik (MyRepublic), dan PT Telemedia Komunikasi Pratama (Viberlink).
Lihat Juga : |
"Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, maka berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi sebagaimana dimaksud dalam angka 5, proses Seleksi dilanjutkan ke tahapan Lelang Harga," tulis Komdigi di lamannya, Rabu (1/10).
Tahapan lelang harga sendiri akan dimulai pada Senin (13/10) melalui sistem e-Auction.
Sebagai informasi, lelang frekuensi 1,4 GHz merupakan salah satu cara pemerintah mengejar misi internet cepat 100 Mbps. Spektrum ini sendiri dialokasikan Komdigi untuk menghidupkan kembali layanan broadband wireless acess (BWA) bagi jaringan tetap lokal berbasis packet switched.
Hak penggunaan spektrum nantinya akan diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dengan wilayah layanan berdasarkan regional.
Data Komdigi menyebut penetrasi fixed broadband Indonesia saat ini baru mencapai 21,31 persen dari sekitar 69 juta rumah. Menurut data Ookla, kecepatan rata-rata internet fixed broadband Tanah Air baru mencapai 34,73 Mbps, ada di posisi 119 dari 153 negara.
Tingginya biaya internet pelanggan dan biaya penggelaran jaringan Fiber Optic (FO) terutama di daerah rural dan sub-urban, serta regulasi dan infrastruktur yang belum mendukung secara optimal, menjadi masalah utama. Dalam hal ini, frekuensi 1,4 GHz dianggap sebagai salah satu solusi masalah tersebut.
Berikut 3 penyedia internet yang lulus evaluasi administrasi seleksi penggunaan Layanan Akses Nirkabel Pitalebar:
- PT Eka Mas Republik (MyRepublic)
- PT Telemedia Komunikasi Pratama (Viberlink)
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.