Indonesia Tawarkan 90 Juta Ton Kredit Karbon di COP 30 Amazonia
Indonesia akan memasarkan kredit karbon pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau COP 30 Amazonia yang berlangsung di Belem, Brazil.
Pemasaran dilakukan melalui sesi Seller Meet Buyer (SMB) di Paviliun Indonesia yang berada di arena COP 30 UNFCCC. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 20 partisipan akan memasarkan proyek karbon mereka dengan total kredit karbon mencapai 90 juta ton CO₂ ekuivalen.
Proyek-proyek tersebut berasal dari tiga sektor utama, yakni energi, kehutanan dan lahan, serta limbah, dengan total 40 proyek pengurangan karbon.
Kepala Biro Humas KLHK sekaligus penanggung jawab sesi SMB, Yulia Suryanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 11 hari sepanjang penyelenggaraan COP 30, dengan durasi satu jam setiap harinya.
"SMB ini sebenarnya belum pernah dilakukan. Tujuannya untuk mempromosikan bahwa Indonesia sudah memiliki berbagai proyek karbon. Di SMB ini kita menyampaikan apa saja proyeknya dan di mana lokasinya, sehingga pihak luar bisa membeli dan bertransaksi langsung," ujar Yulia dalam media briefing di Jakarta, Rabu siang (29/10)
Yulia menambahkan, pemerintah belum menetapkan target transaksi kredit karbon dalam kegiatan ini karena sesi Seller Meet Buyer merupakan inisiatif perdana Indonesia di forum global tersebut.
Meski demikian, pelaksanaan SMB disebut menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan program penanggulangan perubahan iklim, sekaligus membuka peluang ekonomi baru melalui perdagangan karbon.
Ada tiga mekanisme penjualan dan pembelian, pertama adalah transaksi penjualan dan pembelian selama COP 30 dengan bukti tercatat di Sistem Registrasi Nasional (SRN) dan IDX Carbon.
Kedua adalah komitmen yaitu pembeli berkomitmen akan membeli tapi belum terjadi transaksi, tapi ada estimasi waktu kapan akan dibeli. Komitmen ini dibuktikan dengan Letter of Agreement (LoA). Sedangkan mekanisme ketiga adalah peminatan dimana pembeli baru berminat atau tertarik akan membeli, dibuktikan dengan Letter of Interest (LoI).
Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup, Bidang Sumber Daya Pangan, SDA, Energi, dan Mutu Lingkungan, Laksmi Widyajayanti menjelaskan Paviliun Indonesia di COP 30 mengusung tema "Accelerating Substantial Action of Net Zero Achievement for Indonesia by Integrity Carbon."
Selain sesi SMB, Paviliun Indonesia juga akan menampilkan sekitar 55 sesi diskusi, pameran, serta pertemuan bilateral dan multilateral, termasuk Indonesia Real Session yang akan dihadiri sejumlah menteri dan mitra dari berbagai negara.
Ada empat subtema utama, yang akan ditampilkan di Paviliun Indonesia yaitu:
- Climate Finance - skema pembiayaan dan modalitas perdagangan karbon.
- Nature - peran alam dalam mitigasi emisi dan ketahanan iklim.
- Technology - inovasi teknologi rendah karbon.
- Implementation - praktik aksi nyata di lapangan.
Dari berbagai sesi dan tema tersebut, Laksmi berharap Indonesia bisa diakui sebagai pemain utama dalam perdagangan karbon dunia.
(vws)