Ruang digital dunia tengah ramai karena dugaan kebocoran data 183 juta akun dan password Gmail. Simak cara ganti password Gmail untuk cegah akun dibobol penjahat siber.
"Anda dapat mengubah sandi Anda untuk alasan keamanan atau mereset sandi jika Anda lupa sandi Anda. Sandi Akun Google Anda digunakan untuk mengakses banyak produk Google, seperti Gmail dan YouTube," tulis Google di laman dukungannya.
Mengganti password Gmail dapat dilakukan dari berbagai perangkat seperti PC, perangkat Android, iPhone, hingga iPad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika mengubah atau me-reset sandi, pengguna akan logout dari semua perangkat, kecuali perangkat yang digunakan untuk memverifikasi bahwa ini memang Anda saat Anda login.
Selain itu, pengguna juga tidak akan logout dari beberapa perangkat dengan aplikasi pihak ketiga yang telah diberikan akses akun. Pengguna juga tidak akan logout dari perangkat rumah.
Cara untuk ganti password di perangkat mobile Android dan iPhone tidak jauh berbeda. Simak langkah-langkahnya berikut ini.
Baru-baru ini kabar kebocoran data Gmail beredar di publik. Seperti dikutip The Independent, kebocoran data ini terjadi pada April tahun ini, tetapi baru-baru ini terdeteksi oleh Have I Been Pwned, sebuah situs web yang memantau kebocoran data agar pengguna dapat diberi tahu tentang hal tersebut.
Troy Hunt, yang mengelola situs Hava I Been Pwned, mengatakan data tersebut berasal dari serangan siber yang jauh lebih luas dari berbagai sumber di internet.
Senada, Satnam Narang, Senior Staff Research Engineer di Tenable mengatakan laporan kebocoran data ini bukan berasal dari Google melainkan dari berbagai situs.
"Ada laporan yang beredar di media bahwa 183 juta kata sandi "Gmail" telah "dicuri" dalam sebuah kebocoran data. Namun, klaim-klaim ini secara besar-besaran menyimpang dari kenyataan yang sebenarnya. Google sendiri tidak terkena dampak kebocoran data tersebut," kata Satnam Narang dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (28/10).
"Sebaliknya, para peneliti mengumpulkan data ancaman dari berbagai sumber, yang mencakup 183 juta kredensial (informasi pengguna) unik yang terkait dengan berbagai situs web, termasuk Gmail," sambungnya.
Ia menjelaskan bahwa sumber data ini merupakan gabungan dari data yang bocor dalam kasus keamanan siber lainnya, serta data yang diperoleh dari program pencuri informasi (infostealers), perangkat lunak berbahaya yang ditemukan pada mesin yang telah diretas.
(lmy/vws)