Video Commerce Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Digital RI Tahun 2025

CNN Indonesia
Jumat, 14 Nov 2025 13:15 WIB
Sektor e-commerce menjadi motor pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, dengan video commerce yang menjadi kontributor utama. (Foto: CNN Indonesia/ Loamy N)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sektor e-commerce menjadi motor pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, dengan video commerce yang menjadi kontributor utama.

Laporan e-Conomy SEA 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkap ekonomi digital Indonesia tumbuh 14 persen Year on Year (YoY) mencapai US$100 miliar.

"Sektor e-commerce, ini tetap menjadi kontributor terbesar bagi GMV di Indonesia dan diproyeksikan tumbuh lebih dari 14 persen sehingga mencapai US$71 miliar," kata Veronica Utami, Country Director Google Indonesia di Jakarta, Kamis (13/11).

"Ini adalah akselerasi signifikan dari tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya dan ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan video commerce," tambahnya.

Selain e-commerce, motor pertumbuhan ekonomi digital Indonesia adalah transportasi online dan food delivery yang menunjukkan pertumbuhan 13 persen YoY mencapai US$10 miliar.

Kemudian, ada juga kontribusi dari online media yang mencakup gaming, periklanan, music, dan video on demand berbasis langganan. Sektor ini menunjukkan laju pertumbuhan tercepat, yakni 16 persen YoY mencapai US$9 miliar.

Kontribusi video commerce

Veronica mengatakan video commerce adalah mesin yang mengakselerasi seluruh sektor e-commerce.

"Indonesia adalah leader regional yang tidak terbataskan untuk sektor ini. Kita menempati peringkat pertama di Asia Tenggara untuk volume transaksi maupun untuk pertumbuhannya," terang Veronica.

Video commerce tumbuh 90 persen YoY dengan volume transaksi mencapai 2,6 miliar transaksi pada 2025. Angka tersebut hampir dua kali lipat dibanding pasar terbesar berikutnya, yakni Thailand dan Vietnam.

Peningkatan volume transaksi ini, katanyna, didukung oleh peningkatan ekosistem penjual dan juga toko yang berkembang sangat pesat.

Laporan ini memperkirakan total seller dan toko di Indonesia mencapai sekitar 800 ribu dengan fashion dan aksesori serta beauty dan personal care sebagai kategori utama, menyumbang 50 persen GMV untuk video commerce.

Veronica menjelaskan karakteristik konsumsi belanja online di video commerce adalah pembelian kecil dengan volume yang tinggi. Rata-rata nilai pembelanjaan per transaksi berada di angka US$4,5 sampai US$6 per pesanan, sangat rendah dibandingkan rata-rata Asia Tenggara di US$11.

Selain itu, pertumbuhan video commerce juga didominasi oleh kategori-kategori yang mengandalkan visualisasi dan demonstrasi produk secara langsung.

"Pertumbuhan masif dalam video commerce ini juga didorong oleh niat konsumen yang tinggi atau intensi konsumen yang tinggi terutama dimulai dari YouTube," jelas Veronica.

(lom/dmi)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Mendulang Cuan dari Konten Digital

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK