Cloudflare Sebut Masalah Down Global Bukan Karena Serangan Siber

CNN Indonesia
Rabu, 19 Nov 2025 10:30 WIB
Cloudflare menjelaskan down global dikarenakan perubahan izin salah satu sistem basis data mereka hingga menghasilkan entri ganda. (Istockphoto/ Dusanpetkovic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cloudflare menyebut masalah jaringan global yang menyebabkan banyak situs dan platform digital down pada Selasa (18/11) telah diperbaiki dan layanan mereka kembali normal.

"Insiden ini telah diperbaiki. Layanan Cloudflare saat ini beroperasi secara normal. Kami tidak lagi mendeteksi peningkatan kesalahan atau latensi di seluruh jaringan," tulis Cloudflare dalam pembaruan statusnya, Rabu (19/11) dini hari.

"Tim teknik kami terus memantau platform secara ketat dan melakukan penyelidikan lebih mendalam terkait gangguan sebelumnya, namun tidak ada perubahan konfigurasi yang dilakukan pada saat ini," tambahnya.

Jaringan Cloudflare mulai mengalami gangguan serius mengantarkan lalu lintas jaringan inti pada Selasa petang. Situs yang menggunakan Cloudflare dalam infrastrukturnya menampilkan halaman kesalahan yang menunjukkan adanya gangguan di dalam jaringan Cloudflare.

Cloudflare menyebut isu ini bukan disebabkan serangan siber. Sebaliknya, hal ini dipicu perubahan pada izin salah satu sistem basis data mereka, yang menyebabkan basis data tersebut menghasilkan entri ganda ke dalam "berkas fitur" yang digunakan sistem Manajemen Bot Cloudflare.

"Berkas fitur tersebut, pada gilirannya, menjadi dua kali lipat ukurannya. Berkas fitur yang lebih besar dari yang diharapkan kemudian disebarkan ke semua mesin yang membentuk jaringan kami," tulis Matthew Prince, CEO Cloudflare dalam keterangannya di situs blog perusahaan, Rabu (19/11).

Perangkat lunak yang berjalan di mesin-mesin tersebut untuk mengarahkan lalu lintas di jaringan Cloudflare membaca berkas fitur ini untuk menjaga sistem Manajemen Bot tetap terkini dengan ancaman yang terus berubah.

Perangkat lunak ini disebut memiliki batasan ukuran berkas fitur yang lebih kecil dari ukuran berkas yang berlipat ganda. Hal ini menyebabkan perangkat lunak tersebut gagal berfungsi.

Prince dan tim awalnya menduga masalah disebabkan serangan DDoS berskala besar, tetapi mereka kemudian mengidentifikasi masalah inti dan menghentikan penyebaran berkas fitur yang lebih besar dari yang diharapkan, serta menggantinya dengan versi sebelumnya.

"Kami mohon maaf atas dampak yang ditimbulkan bagi pelanggan kami dan Internet secara umum. Mengingat pentingnya Cloudflare dalam ekosistem Internet, setiap gangguan pada sistem kami tidak dapat diterima," kata Prince.

"Fakta bahwa jaringan kami tidak dapat mengarahkan lalu lintas selama periode tertentu sangat menyakitkan bagi setiap anggota tim kami. Kami tahu kami telah mengecewakan Anda hari ini," imbuhnya.

Sejumlah situs dan platform yang menggunakan Cloudflare dalam infrastrukturnya mengalami down pada Selasa malam.

Menurut pantauan CNNIndonesia.com pada pukul 18.40 WIB, sejumlah pengguna tidak dapat mengakses media sosial X, baik di web browser maupun aplikasi mobile.

Ketika hendak dicek di platform Downdetector, platform ini juga mengalami down. Keduanya memberikan notifikasi yang sama, yakni ada masalah terkait Cloudflare.

Selain X dan Downdetector, situs BMKG dan platform AI Perplexity juga tidak bisa diakses dan menampilkan notifikasi masalah pada Cloudflare.

Pada pukul 19.10 WIB, Downdetector sudah bisa diakses dan menunjukkan laporan masalah pada sejumlah platform.

Lebih dari 1.000 laporan down terkait Cloudflare masuk ke platform tersebut. Sementara itu, platform X dilaporkan mengalami down oleh lebih dari 700 pengguna.

(lom/fea)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Japan Airlines Kena Serangan Siber

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK