Komdigi: 80 Persen Pengguna Internet di Indonesia Anak-anak dan Remaja

CNN Indonesia
Kamis, 20 Nov 2025 16:30 WIB
Ilustrasi. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap sebanyak 80 persen pengguna internet di Indonesia merupakan anak-anak dan remaja. (Foto: istockphoto/FreshSplash)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap sebanyak 80 persen pengguna internet di Indonesia merupakan anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, peran orang tua dan lingkungan agar anak-anak tidak terpapar konten jahat sangat diperlukan.

"80 persen lebih mungkin ya saat ini yang mengakses internet, untuk internet tersebut itu yang mengakses anak-anak sampai remaja, sampai 17 tahun," kata Irawati Tjipto Priyanti Direktur Penyidikan Digital Komdigi di Jakarta, Kamis (20/11).

"Kemudian di situ potensinya artinya anak-anak terkena risiko-risiko yang tadi, konten-konten yang negatif," ungkapnya menambahkan.

Irawati menjelaskan kondisi ini menjadi dasar pemerintah untuk mendorong regulasi komprehensif dan dinamis, termasuk melalui kebijakan PP Tunas yang berfokus pada perlindungan anak di ruang digital.

Ia menyoroti meningkatnya kasus bullying dan kondisi keluarga (broken home), menjadi kontribusi terhadap kerentanan di ruang digital. Seperti pada kasus remaja yang terpapar konten ekstrem hingga merakit bahan berbahaya melalui media sosial.

"Informasinya mereka karena ada bullying. Terus keluarganya juga mungkin broken home seperti itu, ini datanya menunjukkan seperti itu ya. Karena di antara anak-anak kita yang mendapatkan bullying di sekolahnya," ucap Irawati.

Pemerintah terus bekerja sama dengan BNPT, Bareskrim serta lembaga pendidikan untuk memperkuat edukasi literasi digital. Penelitian terbaru lebih dari 100 anak di Indonesia telah terpapar konten ekstrem dan kekerasan.

"Penelitian dari BNPT kemarin juga di-publish. Lebih dari 100 anak sudah terpapar untuk konten yang memotivasi mereka untuk melakukan terorisme, itu korban anak-anak itu," jelasnya.

Menanggapi hal ini YouTube Indonesia berinisiatif untuk memperkuat kesejahteraan digital melalui YouTube Mental Health Shelf dan juga dengan pembatasan durasi short untuk pengguna remaja.

Garth Graham, Global Head of Health YouTube, menegaskan keamanan dan kesejahteraan anak-anak merupakan prioritas utama YouTube secara global.

"Kami memprioritaskan keamanan dan kesejahteraan anak-anak. Itu bukan sekadar tujuan, tapi fondasi dari semua yang kami lakukan," ucap Graham.

Ia menjelaskan bahwa tim YouTube beroperasi dengan lima prinsip utama untuk membangun ekosistem yang aman.

Pertama, menjamin keamanan dan kesejahteraan anak-anak. Kedua, memberdayakan orang tua dan pengasuh dengan alat kontrol digital. Ketiga, memberikan akses ke konten kesehatan mental yang berkualitas tinggi. Keempat, menjawab kebutuhan perkembangan tiap usia remaja, dan terakhir mendorong kreativitas dan pembelajaran digital yang positif.

"Kami ingin memastikan anak muda tidak hanya aman, tapi juga bisa belajar dan tumbuh secara sehat di dunia digital," tambahnya.

Youtube berharap, melalui program ini remaja di Indonesia dapat lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental dan keseimbangan digital.

(wpj/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK