Adakah Gunung Api 'Tidur' di RI yang Bisa Erupsi Tiba-tiba?

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2025 11:55 WIB
Ilustrasi. Gunung api dorman di Indonesia berpotensi erupsi. PVMBG mengidentifikasi beberapa gunung berbahaya, termasuk Gunung Salak dan Gunung Merbabu. (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gunung api yang telah lama 'tidur' atau berada dalam masa dormant bisa tiba-tiba mengalami erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut Indonesia juga memiliki beberapa gunung dengan status ini.

Sebelumnya, gunung berapi purba Hayli Gubbi di Ethiopia meletus pada Senin (24/11) usai 12 ribu tahun 'tertidur'. Erupsi gunung berapi ini menyemburkan abu vulkanik setinggi 14 kilometer ke atmosfer.

Kepala PVMBG Hadi Wijaya mengatakan ada banyak gunung api serupa di Indonesia, yang telah tidur ratusan tahun dan memiliki potensi erupsi.

"Di Indonesia punya banyak gunung api dorman (tidur ratusan tahun), namun tetap berbahaya atau masih berpotensi untuk erupsi," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/11).

"Beberapa contoh gunung dormant berpotensi erupsi yaitu terutama gunung api yang termasuk ke dalam klasifikasi gunung api Tipe A, kemudian secara skala prioritas perlu diantisipasi juga terhadap gunung api Tipe B dan Tipe C," tambahnya.

Hadi menyebut beberapa nama seperti Gunung Salak (Jawa Barat), Gunung Sindoro (Jawa Tengah), dan Gunung Sumbing (Jawa Tengah) yang masuk Tipe A.

Kemudian pada tipe tersebut ada juga dua gunung di NTT, yakni Gunung Lereboleng yang terakhir mengalami erupsi pada 1881 dan Gunung Inerie yang terakhir erupsi pada 1882.

Pada Tipe B, ada nama-nama seperti Gunung Merbabu (Jawa Tengah), Gunung Pusuk Bukit (Sumatra Utara), Gunung Sibayak (Sumatra Utara), dan Gunung Pulosari (Banten).

Sementara beberapa gunung tidur Tipe C adalah Gunung Hulubelu (Lampung), Gunung Waesano (NTT), dan Gunung Pocok Leok (NTT).

Lebih lanjut, Hadi menjelaskan gunung api Tipe A adalah gunung api yang mengalami letusan sejak tahun 1600 M. Sementara gunung api Tipe B adalah yang sesudah tahun 1600 M belum mengalami erupsi magmatik, tetapi masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti solfatara.

Sedangkan gunung api Tipe C adalah yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara dan/atau fumarola pada tingkat lemah.

(lom/dmi)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK