Mengenal Siklon Senyar, Anomali Pembawa Bencana di Sumatra

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2025 14:52 WIB
Siklon Tropis Senyar yang muncul di wilayah Sumatra memicu hujan ekstrem hingga menyebabkan dampak bencana hidrometeorologi. (Foto: AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah wilayah Aceh dan Sumatra Utara dilanda bencana banjir hingga tanah longsor, imbas hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir. Hal ini tak lepas dari kemunculan Siklon Tropis Senyar, yang disebut sebagai anomali.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa Siklon Tropis Senyar berasal dari Bibit Siklon Tropis 95B yang terbentuk di perairan sempit dan dangkal di Selat Malaka.

Kemunculan siklon ini sekaligus menandai babak baru dinamika cuaca ekstrem di kawasan Benua Maritim Nusantara (BMN). Pasalnya, wilayah yang selama ini dianggap mustahil menjadi lokasi lahirnya badai tropis, seperti Selat Malak, ternyata menyimpan kejutan ilmiah.

"Dalam catatan meteorologi, hanya sedikit badai yang mampu terbentuk di wilayah sempit dekat ekuator. Kasus serupa terakhir terjadi pada Tropical Storm Vamei (2001) yang lahir di Laut Natuna," kata Deni Septiadi, Klimatologi BMKG, dalam keterangannya, Kamis (27/11).

Deni menjelaskan bahwa Senyar mencapai status badai tropis dengan kecepatan angin 70-80 km/jam, dan tekanan pusat 998-1000 mb. Struktur konveksi yang simetris, inti pusaran tertutup, serta pusat tekanan yang jelas menjadikannya memenuhi seluruh kriteria siklon tropis, meskipun lebih kecil dibanding badai besar di Samudra Hindia.

"Meski tidak sekuat badai besar lain di Samudra Hindia, struktur konveksi simetris, inti sirkulasi tertutup, dan pusat tekanan terdefinisi jelas memenuhi seluruh kriteria siklon tropis," ujarnya.

Nama Senyar diberikan oleh India Meteorological Department (IMD) selaku Regional Specialized Meteorological Centre (RSMC) New Delhi, sesuai prosedur World Meteorological Organization (WMO).

Karena badai ini terbentuk di luar area TCWC Jakarta, penamaannya tidak menggunakan nama "bunga" yang menjadi ciri khas siklon yang lahir di wilayah Indonesia.

Mengapa jadi anomali?

Badai tropis di sekitar Indonesia umumnya lahir saat Monsun Asia melemah ketika shear angin kecil, sirkulasi lebih terorganisir, dan pemusatan massa udara lebih mudah terjadi.

Deni menjelaskan berdasarkan teori dinamika atmosfer (Holton), angin barat kuat dari Samudra Hindia masuk ke Selat Malaka. Karena terjepit topografi, aliran ini melambat drastis, memicu konvergensi kuat.

"Angin baratan kuat dari Samudra Hindia masuk ke Selat Malaka yang sempit, sehingga melambat secara drastis," jelas Deni.

Konvergensi meningkatkan vortisitas (putaran), lalu diperkuat efek Coriolis di lintang 5-8 derajat LU. Suhu muka laut hangat, kelembaban tinggi, serta pelepasan panas laten memperkuat pusaran hingga berkembang menjadi badai.

Secara sederhana, angin monsun yang "tertahan" di celah sempit Selat Malaka mengalami defleksi dan berputar keras, lalu membentuk badai.

Dampak di Sumatra

Senyar dapat memicu serangkaian cuaca ekstrem mulai dari hujan lebathingga potensi banjir pesisir, gelombang tinggi yang mengganggu pelayaran, angin kencang di barat Sumatra, turbulensi pada jalur penerbangan, dan aktivitas pesisir yang terdampak langsung

Meski tidak sebesar badai tropis di lautan luas, lokasinya yang dekat daratan membuat dampaknya signifikan.

Dengan Indonesia sebagai salah satu negara dengan dominasi bencana hidrometeorologi tertinggi di dunia, penguatan pemantauan berbasis sains, peringatan dini, serta edukasi publik menjadi semakin krusial.

(wpj/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK