NASA Ungkap Perkembangan La Nina, Simak Dampaknya Buat Indonesia

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2025 08:00 WIB
Ilustrasi. NASA mengonfirmasi kembalinya fenomena La Nina di Pasifik. Dampaknya lemah, namun BMKG prediksi hujan tinggi di Indonesia hingga awal tahun depan. (Foto: Dok. Nasa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengonfirmasi kembalinya fenomena La Nina di Samudra Pasifik sejak September dan masih terjadi hingga Desember. Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) memperkirakan La Nina bisa bertahan hingga satu dua bulan mendatang.

La Nina yang terjadi saat ini tergolong lemah, sehingga dampaknya kepada cuaca sulit diprediksi.

NASA Earth Observatory menyebut La Nina berkembang ketika angin pasat timur yang menguat memicu peningkatan upwelling atau naiknya air dingin dari kedalaman laut di Pasifik tropis timur.

Proses ini mendinginkan petak besar di Pasifik ekuatorial tengah dan timur, sekaligus mendorong air permukaan yang hangat ke arah barat menuju Asia dan Australia.

Berdasarkan data satelit Sentinel-6 Michael Freilich yang diproses oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, terlihat penurunan tinggi muka laut di Pasifik tengah dan timur. Fenomena ini terjadi karena air yang lebih dingin memiliki densitas lebih tinggi dan volume yang lebih kecil dibandingkan air hangat.

Meski La Nina biasanya membawa perubahan pola curah hujan global, intensitasnya yang lemah kali ini membuat prediksi cuaca menjadi tantangan tersendiri bagi para ahli.

"Secara umum, tahun-tahun La Nina membawa curah hujan di bawah rata-rata ke wilayah Barat Daya Amerika Serikat dan curah hujan di atas rata-rata ke wilayah Barat Laut. Namun, ketika peristiwa tersebut lemah-baik El Nino maupun La Nina-pola cuaca yang terkait dapat "sangat sulit diprediksi." ujar Josh Willis, pakar oseanografi dari JPL NASA, dikutip dari laman NASA.

Ia menambahkan bahwa meski ada potensi musim dingin yang lebih kering di wilayah seperti Amerika Barat Daya, hal tersebut bukan sebuah jaminan dalam kondisi La Nina yang ringan ini.

NOAA Climate Prediction Center dalam laporannya per 11 Desember juga mengonfirmasi suhu permukaan laut di bawah rata-rata yang terkait dengan kondisi La Nina.

Kondisi atmosfer tropis saat ini masih mencerminkan pola La Nina, yang ditandai dengan adanya anomali angin timur di level rendah di Pasifik tengah; peningkatan konveksi yang terus berlanjut di wilayah Indonesia; hingga penekanan konveksi di dekat garis penanggalan internasional (Date Line).

Meskipun La Nina diprediksi bertahan dalam satu hingga dua bulan ke depan, NOAA menyatakan adanya peluang sebesar 68 persen untuk transisi menuju fase ENSO-netral pada periode Januari hingga Maret 2026.

Bagaimana dampaknya ke Indonesia?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan fenomena La Nina masih akan bertahan di wilayah Indonesia hingga awal tahun depan. Sejumlah wilayah diprediksi bakal semakin basah.

BMKG mencatat indeks ENSO pada Dasarian III November berada di -0,80 kategori La Niña lemah dan kondisi ini diproyeksikan tetap berlangsung hingga awal tahun sebelum melemah menjelang Maret-Mei (MAM).

"Kondisi ENSO La Nina Lemah menunjukkan potensi peningkatan hujan tinggi-sangat tinggi (>150mm/dasarian) di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur," tulis BMKG di Instagram, Rabu (3/12).

La Nina, yang ditandai dengan pendinginan suhu permukaan laut di Pasifik tengah-timur, biasanya mendorong kenaikan curah hujan di wilayah Indonesia.

BMKG menegaskan bahwa kombinasi faktor iklim tersebut dapat meningkatkan peluang hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi, terutama di kawasan tengah dan timur Indonesia.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa beberapa wilayah masih berpeluang mengalami hujan dengan intensitas lebat dalam beberapa hari mendatang.

"Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada namun tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas," ujar Faisal beberapa waktu lalu.

(lom/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK