Perusahaan induk TikTok, ByteDance, secara resmi telah menandatangani kesepakatan menjual entitas operasinya di Amerika Serikat (AS) kepada konsorsium yang di antaranya terdiri dari Oracle, Silver Lake dan MGX. Kesepakatan ini membuat saham Bytedance di TikTok AS hanya tersisa 19,9 persen.
Langkah terbaru ini menandai berakhirnya ketidakpastian hukum selama bertahun-tahun terkait ancaman pemblokiran TikTok di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Reuters, kesepakatan ini melibatkan pembentukan usaha patungan atau joint venture baru yang akan mengambil alih kendali penuh atas operasional TikTok di Amerika Serikat.
Dalam struktur kesepakatan yang baru ditandatangani tersebut, kendali mayoritas akan beralih dari ByteDance ke pihak investor.
Berdasarkan kesepakatan terbaru ini, konsorsium yang di antaranya meliputi raksasa komputasi awan Oracle, grup ekuitas swasta Silver Lake, dan MGX yang berbasis di Abu Dhabi akan memegang 80,1 persen saham di perusahaan patungan TikTok USDS Joint Venture LLC yang baru, sementara ByteDance akan mempertahankan 19,9 persen.
Pada September, Gedung Putih mengatakan bahwa perusahaan patungan baru akan mengoperasikan aplikasi TikTok di AS, tetapi masih ada pertanyaan tentang kesepakatan tersebut, termasuk hubungan bisnis antara perusahaan patungan baru dan ByteDance.
Dalam sebuah memo, CEO TikTok Shou Zi Chew mengatakan kepada karyawannya bahwa perusahaan patungan tersebut akan "beroperasi sebagai entitas independen dengan wewenang atas perlindungan data AS, keamanan algoritma, moderasi konten, dan jaminan perangkat lunak."
Chew menambahkan bahwa entitas TikTok global di AS "akan mengelola interoperabilitas produk global dan aktivitas komersial tertentu, termasuk e-commerce, periklanan, dan pemasaran" secara terpisah dari usaha patungan.
Rush Doshi, yang pernah menjabat di Dewan Keamanan Nasional di bawah Presiden Joe Biden, mengatakan bahwa belum jelas apakah algoritma tersebut telah dialihkan, dilisensikan, atau masih dimiliki dan dikendalikan oleh Beijing, dengan Oracle hanya menyediakan pemantauan.
Pada September, media China melaporkan bahwa ByteDance akan terus memainkan peran utama atau operasional.
Lebih lanjut, kesepakatan yang dijadwalkan ditutup pada 22 Januari ini akan mengakhiri upaya panjang memaksa ByteDance melepas bisnisnya di AS atas kekhawatiran keamanan nasional.
Anggota Kongres John Moolenaar, seorang Republik yang memimpin Komite Khusus DPR AS tentang China, sempat mengatakan bahwa ia akan mengundang pimpinan entitas TikTok baru untuk menghadiri sidang pada 2026.
(lom/fea)