AS Rencanakan Anti-Rudal, China-Rusia Tingkatkan Pertahanan

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jan 2017 12:14 WIB
China dan Rusia sepakat meningkatkan pertahanan bersama untuk menanggapi rencana penempatan Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) milik AS di Korsel.
Ilustrasi. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- China dan Rusia sepakat meningkatkan pertahanan bersama sebagai tanggapan atas rencana Amerika Serikat menempatkan sistem pertahanan anti-rudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di Korea Selatan.

"Langkah 'penanggulangan' ini bertujuan menjaga kepentingan Beijing dan Moskow serta keseimbangan strategis di kawasan," demikian bunyi pemberitaan kantor berita pemerintah China, Xinhua, seperti dilansir Reuters, Jumat (13/1).

Xinhua tidak menjabarkan lebih lanjut langkah yang akan ditingkatkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengerahan THAAD sebenarnya direncanakan oleh Korsel dan AS untuk membendung ancaman rudal Korea Utara. Namun, China dan Rusia khawatir THAAD juga dapat berpengaruh terhadap keamanan mereka.

China dan Rusia khawatir, penempatan THAAD ini justru dapat membuat Korut kian berang. Lebih jauh, China juga khawatir karena radar THAAD diduga dapat menjangkau negaranya.

"China dan Rusia mendesak AS mengatasi masalah keamanan mereka dan berhenti menempatkan THAAD di Semenanjung Korea," tulis Xinhua, mengutip sebuah pernyataan resmi pemerintah China.

Untuk menanggapi rencana pengerahan THAAD ini, Rusia dan China sebelumnya telah menggelar latihan militer gabungan anti-rudal pada Mei lalu. Mereka direncanakan akan menggelar latihan gabungan lagi pada tahun ini.

Rencana pengerahan THAAD ini juga dikritik oleh warga setempat. Upaya pertama pengerahan THAAD ini pun ditolak oleh warga. Kini, AS dan Korsel kembali merencanakan pengerahan THAAD dengan lokasi di lapangan golf.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER