Semarang, CNN Indonesia -- Satu tim mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang, berhasil membuat teknologi hidroponik yang hemat energi. Mereka adalah peserta Program Kreativitas Mahasiswa yang meraih pendanaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Tim itu terdiri dari ketua Wita Friyanti Harianja (FPP/2014) dan beranggotakan Astrie Dian Jayanti (FPP/2014), Devi Bintani Afifah (FPP/2014), Mario Andi Lauwrintus (FT/2015) dan Troy Josua Mularaja (FT/2015). Inovasi mereka adalah HYPO-APP (Hybrid Hydroponic Energy Sources Using Solar Wind Water Pump) alias Sistem Hidroponik Hemat Energi.
Penelitian yang dibimbing oleh Ir. Karno, M. Appl.Sc.,PhD, salah satu dosen Agroekoteknologi di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, diyakini dapat menjadi solusi budidaya tanaman di pesisir pantai yang tanahnya berkadar salin lebih tinggi dan kurang cocok untuk budidaya tanaman hortikultura terutama sayuran.
Sumber daya alam di wilayah pesisir yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi energi terbarukan yaitu energi cahaya matahari dan energi angin. Mengapa Hidroponik?
“Hidroponik memiliki beberapa keunggulan di antaranya produk yang dihasilkan lebih segar dan sehat dikarenakan pada skala industri biasanya hidroponik sudah menggunakan screenhouse atau greenhouse untuk membatasi masuknya hama dan penyakit dari luar sistem, sehingga kualitas dan kuantitas produksi tanaman lebih terjamin,” kata Wita.
Kelebihan hidroponik lainnya adalah tidak menggunakan media tanah sehingga penggunaan lahan lebih efisien. Media tanam yang dapat digunakan berupa air, rockwool, sabut kelapa, arang sekam dan lain–lain, sehingga hidroponik lebih higienis.
“Dilihat dari sisi ekonomi, produk hasil budidaya hidroponik lebih tinggi dibandingkan dengan produk hasil budidaya konvensional. Untuk perawatannya sendiri tidak rumit, biasanya memfokuskan pada ketersediaan media juga nutrisi dan kebersihan talang atau instalasi hidroponik.” ujar Wita saat pemaparan presentasi monitoring evaluasi (MONEV) Internal UNDIP yang ketiga di Fakultas Kedokteran.
HYPO-APP merupakan sistem hidroponik dengan sumber energi yang berasal dari matahari dan angin sebagai energi penggerak pompa yang berfungsi untuk mendistribusikan air dan nutrisi pada instalasi hidroponik. Penerapan solar system dan kincir angin digunakan untuk mengubah energi matahari dan angin menjadi energi listrik yang nantinya dapat digunakan sebagai tenaga mekanik untuk mendistribusikan air dan nutrisi.
Satu hal yang harus dipahami dari HYPO-APP mengapa disebut sebagai hidroponik hemat energi karena tidak menggunakan energi fosil yang tidak dapat diperbaharui, yaitu listrik dari PLN. Uniknya sumber energi matahari dalam HYPO-APP dapat digunakan dalam waktu bersamaan dengan sumber energi angin atau dapat digunakan salah satunya saja sesuai dengan kebutuhan. Hal ini yang mendasari sebutan hybrid pada inovasi tim PKM-KC ini.
HYPO-APP diharapkan tidak hanya dapat menanggulangi keadaan tanah salin tetapi dapat menjadi alternatif untuk permasalahan budidaya tanaman di lahan sempit yang selama ini menjadi salah satu permasalahan atas berkurangnya lahan pertanian di Indonesia akibat pembangunan karena jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Selain itu, HYPO-APP juga bermanfaat untuk keberlangsungan sumber energi terbarukan yang belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia.