Semarang, CNN Indonesia -- Dewasa ini, sistem daring telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat karena potensinya dalam mendorong perekonomian dan pemasaran secara efisien. Pada Mei lalu, meluncurlah Abi Care, aplikasi yang dibangun oleh lima mahasiswa dari Universitas Diponegoro, yaitu: Muchammad Fikri Al Ghifari, Rizqi Amilia, Rana Rofifah, Riyantika Ayu Ramandhani, dan Muhammad Zakariya.
Mereka telah menjalin kerja sama dengan Indonesian Wound Care Clinican Association (InWCCA) Lelik Ardiyanto S.Kep di Ballroom Guntur 2 Hotel Grasia, Semarang. Acara ini juga turut dihadiri oleh Gubernur IWCCA Jawa Tengah, Ns. Niken Safitri S.Kep,.M.Sc.
Abi Care adalah sebuah aplikasi mobile karya mahasiswa yang tercetus melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) yang lolos hibah dana Dikti tahun 2016. Aplikasi ini memfasilitasi lahirnya klinik mandiri (
homecare) keperawatan untuk memasarkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Aplikasi ini juga bertujuan untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan profesi perawat. Sehingga masyarakat memahami bahwa perawat tidak hanya bekerja di rumah sakit. Perawat dapat pula menjalankan suatu bisnis kesehatan (
nursepreneur).
Aplikasi ini memiliki beberapa sub bagian pelayanan kesehatan yaitu perawatan luka (
wound care), perawatan stoma, pijat bayi, spa, aromaterapi, hipnoterapi, dan akupuntur.
M. Fikri Al Ghifari, selaku ketua tim Abi Care mengatakan bahwa karya ini diciptakan untuk memudahkan perawat dalam mempromosikan
homecare kepada masyarakat. Hal tersebut memanfaatkan peluang merebaknya penggunaan smartphone di Indonesia di berbagai aspek kehidupan yang digunakan dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Abi Care hadir untuk membantu masyarakat dalam mencari rumah perawatan lanjutan agar terpenuhinya kebutuhan perawatan yang tepat sasaran.
Mengenalkan pada masyarkat bahwa perawat tidak hanya bekerja di rumah sakit atau sebagai tenaga pendidik, akan tetapi perawat juga mampu memiliki klinik mandiri sebagai bukti bahwa perawat juga mampu berwirausaha dan menjadikan klinik mandiri sebagai layanan utama perawatan lanjutan.
Homecare memiliki fungsi memperluas lapangan pekerjaan bagi tenaga medis serta mengoptimalkan peran perawat,
homecare juga berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
homecare memberikan perawatan lanjutan setelah pasien pulang dari rumah sakit maupun pada pasien yang membutuhkan perawatan secara berkelanjutan.
Homecare juga berperan untuk menekan angka kejadian amputasi, infeksi, serta komplikasi pada penyakit tidak menular di Indonesia.
“Aplikasi ini bisa membantu perawat untuk mengejar ketertinggalan selama ini,” kata Lelik Adriyanto selaku pengurus pusat InWCCA sekaligus praktisi
hypnoterapy.