Pelajar Indonesia Raih Juara di Ajang Sains Internasional

CNN Indonesia
Senin, 31 Jul 2017 17:46 WIB
Tim pelajar Indonesia yang dikirimkan oleh LIPI ke ajang sains di Jepang dan Thailand, pulang membawa oleh-oleh medali dan gelar juara.
Hans Bastian Wangsa dan Siti Farahdina dari SMA Negeri 6 Yogyakarta yang meraih medali emas dengan karyanya The Safety Motorcycle Handlebar di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2017 di Nagoya, Jepang. (Foto: Dok LIPI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim pelajar Indonesia yang dikirimkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke ajang sains di Jepang dan Thailand, pulang membawa oleh-oleh medali dan gelar juara.

Sebanyak 12 siswa pemenang National Young Invertor Awards (NYIA) Tahun 2016 dikirimkan ke International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2017 di Nagoya, Jepang. Mereka pulang membawa 2 medali emas, 2 medali perak, dan 1 perunggu, di ajang yang berlangsung tanggal 23-27 Juli lalu itu.

Karya bertajuk The Safety Motorcycle Handlebar yang diciptakan oleh Hans Bastian Wangsa dan Siti Farahdina dari SMA Negeri 6 Yogyakarta meraih medali emas di kategori safety and health. Mereka juga meraih penghargaan Special Award dari Official Office of the Basic Education Comission (OBEC) Thailand. Temuan mereka ini adalah semacam sistem reminder di sepeda motor dengan merekayasa setangnya.

Medali emas dan Special Award dari official Macau diraih oleh Gede Herry Harum Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswati dari SMA Bali Mandara. Mereka membuat Smart Trash Can untuk kategori green technology. Ini adalah tong sampah ini dapat menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk di TPA akibat sampah yang bercampur sehingga mempersulit proses pengolahan sampah.

Sedangkan medali perak dan Special Award dari official Technopol Moscow Rusia diraih oleh Hanun Dzatirrajwa dan Izza Aulia Putri Purwanto dari SD IT Bina Amal Semarang dengan karyanya: Snake and Ladder for Blind Children untuk kategori Education and Recreation. Inovasi ini adalah permainan bagi anak-anak penyandang tuna netra.

Medali perak lainnya diraih oleh Arfan Khairul Wdari dari Sekolah Sampoerna Academy, melalui karyanya Floating Hydro untuk kategori green technology. Floating Hydro ini bisa menghasilkan energi listrik mandiri dan portable yang dapat dimanfaatkan di daerah yang belum terjangkau listrik PLN.

Adapun medali perunggu dan Special Award dari official International Teenager Competition and Communication Center China, diraih oleh Muftie Insani dan Firman Dwiansyah dari SMKN 2 Cimahi melalui melalui karya bertajuk BOTANI (The Bot Farmer) untuk kategori food and agriculture. Mereka membuat alat yang bisa membantu mengkondisikan kelembaban dan temperatur ruangan yang dapat mempermudah manusia dalam memelihara tanaman yang memerlukan kelembaban dan temperatur tertentu.

Penghargaan Special Award dari official Taiwan diraih oleh Muhammad Huasin Masyhudul Haq dan Dhini Avilia dari MAN Cilacap, melalui karya Smartsmofi (Smart Smoke Filter). Mereka membuat alat penyaring polusi untuk menyegarkan udara di dalam ruangan.

IEYI sendiri merupakan ajang kompetisi penemuan bagi remaja di tingkat internasional yang bertujuan memberikan motivasi dan penghargaan terhadap prestasi remaja di bidang inovasi teknologi tepat guna. Sebanyak 15 negara mengikuti kompetisi ini, yaitu China, Taiwan, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Macau, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Tidak hanya di ajang IEYI, tim pelajar Indonesia juga berhasil meraih sejumlah penghargaan di ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 di Thailand. Indonesia diwakili oleh 6 tim yang terdiri dari 3 tim binaan LIPI dan 3 tim lainnya dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).

Dalam ajang tersebut, juara pertama diraih melalui karya yang berjudul Pemanfaatan Plastik sebagai Penghasil Arus Listrik dalam Microbial Fuel Cell dalam kategori applied science. Karya tersebut merupakan temuan Angelica Grace Intan dari SMA Santa Laurensia, Tangerang, yang juga merupakan Juara III Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tahun 2016 kategori Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH).

Dalam ajang yang melibatkan 35 projek dari 7 negara-negara ASEAN (Indonesia, Laos, Vietnam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand) tersebut, tim Indonesia juga berhasil meraih juara ketiga untuk kategori biological science serta Consolation Prize kategori physical science oleh pelajar ISPO.
Angelica Grace Intan dari SMA Santa Laurensia yang meraih juara pertama di ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 di Thailand, melalui karya yang berjudul Pemanfaatan Plastik sebagai Penghasil Arus Listrik dalam Microbial Fuel Cell. (Dok. LIPI)Angelica Grace Intan dari SMA Santa Laurensia yang meraih juara pertama di ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 di Thailand, melalui karya yang berjudul Pemanfaatan Plastik sebagai Penghasil Arus Listrik dalam Microbial Fuel Cell. (Dok. LIPI)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER