Gigi Asal Sumatera, Pengubah Catatan Riwayat Manusia

CNN Indonesia
Jumat, 15 Sep 2017 16:24 WIB
Pengujian terbaru terhadap dua gigi manusia di gua di Sumatera Barat, 120 tahun lalu, telah mengubah pandangan dunia sains mengenai waktu penyebaran manusia.
Gua Lida Ajer di Payakumbuh, Sumatera Barat, tempat penemuan gigi manusia modern awal oleh Eugene Dubois pada 1880-an. (dok. YouTube.com/Gilbert Price)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengujian terbaru terhadap dua gigi manusia yang ditemukan di gua di Sumatera Barat, Indonesia, 120 tahun lalu, telah mengubah pandangan dunia sains mengenai waktu penyebaran manusia modern, khususnya di Asia Tenggara. Penelitian terbaru di gua itu menyatakan bahwa manusia modern tiba di Asia Tenggara 20 ribu tahun lebih awal dari yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.

Riset terbaru ini mengedepankan analisis ulang yang lebih mendetail pada sepasang gigi yang ditemukan di gua Lida Ajer di Payakumbuh, Sumatera Barat, oleh ahli paleoantropologi Eugene Dubois pada 1880-an. Peneliti juga mendatangi gua itu untuk melakukan penanggalan akurat terhadap lapisan bebatuan di mana gigi ditemukan.

Peneliti menyimpulkan bahwa manusia modern sudah hadir di kawasan tropis Asia Tenggara antara 63.000 dan 73.000 tahun lalu. Studi ini juga menyebutkan bahwa manusia modern awal juga menyeberang ke Australia lebih awal dari perkiraan yang diterima umum, yaitu 60.000 sampai 65.000 tahun lalu.

Temuan ini juga menunjukkan bukti bahwa manusia modern awal bisa bertahan hidup di hutan hujan yang lebat. Tak seperti dugaan sebelumnya, bahwa mereka lebih memilih bermigrasi di daerah pesisir.
 
Ahli geokronologi Kira Westaway dari Universitas Macquarie di Sydney mengatakan, sebelum studi ini, bukti terawal mengenai manusia modern di Asia Tenggara berasal dari peninggalan arkeologi di gua Niah di Malaysia, dari masa 45.000 tahun lalu, dan gua Tam Pa Ling di utara Laos, dari masa antara 46.000 dan 48.000 tahun lalu.

Westaway adalah pemimpin studi yang diterbitkan di jurnal Nature itu. Dia melibatkan 22 peneliti lainnya dari Indonesia, Australia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman. Dia bilang, gua Lida Ajer yang berada di daerah terpencil itu, sedikit sekali dikunjungi peneliti sejak Dubois menemukannya pada 1880-an.

“Gua Lida Ajer sudah membangkitkan keraguan sejak ditemukan pertama kali oleh Dubois,” tuturnya, seperti dikutip Live Science. “Kami senang bisa datang dan menerapkan teknik yang lebih modern, yang dulu belum bisa dilakukan Dubois.”

Dubois sendiri menjadi terkenal setelah beberapa tahun kemudian dia berhasil menemukan manusia purba di Pulau Jawa yang disebut Manusia Jawa. Spesies manusia pra-modern yang disebut Homo erectus, diperkirakan berusia sekitar 1 juta tahun.

Westaway datang ke Sumbar pada 2008 dan butuh lebih dari sepekan sebelum menemukan gua yang dideskripsikan oleh Dubois di buku catatannya. Dua peneliti lain kemudian datang ke gua itu pada September 2015 untuk melakukan dokumentasi, lokasi fosil, dan mengumpulkan sampel untuk diteliti usianya.

Hasilnya, batuan sedimen dan fosil itu berada di lapisan yang berusia 63.000 dan 73.000 tahun. Gigi temuan Dubois yang kini berada di Naturalis Museum di Leiden, Belanda, juga diteliti lebih lanjut, termasuk peninggalan lain yang ditemukan Dubois di gua itu.

Kedua gigi diteliti dengan berbagai tes analitikal, termasuk teknik scanning untuk mengamati batas lapisan enamel keras dan dentin, yang sangat penting dalam membedakan gigi manusia dan primata lain. “Kami harus mengkonfirmasi ulang bahwa gigi ini secara anatomis adalah gigi manusia modern,” kata Westaway.  

Kesimpulan mereka, manusia modern sudah menyebar di Asia Tenggara selama setidaknya 63.000 tahun dan tidak hanya di pesisir, tapi juga ke tengah-tengah hutan hujan nan lebat. Tadinya, manusia modern awal diduga lebih suka daerah pesisir karena lebih banyak sumber daya di sana. Ternyata mereka juga ditemukan di dataran tinggi, di hutan hujan lebat dan hampir tertutup.

Penemuan di kawasan barat Sumatera itu juga menggambarkan betapa luasnya penyebaran manusia di kawasan itu. Sebab sebelumnya kawasan Sumatera Barat bukanlah rute penyebaran manusia yang selama ini diketahui.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER