Jakarta, CNN Indonesia -- Sampah dari aktivitas manusia sudah sangat menggunung. Penelitian terbaru menyebutkan, manusia sudah menghasilkan 8,3 miliar metrik ton plastik dan sebagian besar terbuang jadi sampah. Sebanyak hampir 80 persennya terbuang ke lingkungan, salah satunya laut.
(baca:
Sampah Plastik Kita Sudah Mencapai 6,3 Miliar Metrik Ton)
Banyak pihak sudah mencoba mencari cara bagaimana mengeliminasi sampah dari lautan. Sebab sampah di laut, khususnya plastik, telah mengancam keberlangsungan hidup ekosistem di sana. Tapi upaya untuk mengatasi hal itu sungguh sulit.
Tapi sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behaviour, peneliti dari Universitas Plymouth dan Universitas Surrey menyatakan bahwa berbagai solusi yang ada saat ini belum menyentuh akar permasalahannya.
Penyelesaian masalah sampah di lautan, menurut mereka, harus melibatkan banyak pihak. Tapi, yang terpenting, manusialah yang harus menjadi motor utama penyelesaian masalah tersebut. Manusia harus disadarkan kecintaannya pada lautan.
“Jadi, ada alasan bahwa mereka akan berperan dalam melestarikan masa depannya,” tutur Dr. Sabine Pahl, associate professor psikologi dan pemimpin studi itu, seperti dilansir Science Daily, baru-baru ini.
“Polusi plastik adalah masalah pada semua masyarakat dan meski ada solusi di luar sana, solusi itu haruslah diterima secara sosial, secara ekonomi, dan secara teknis bisa dilakukan oleh semua orang,” tutur Pahl lagi.
Dr. Kayleigh Wyles, pengajar psikologi lingkungan di Universitas Surrey menambahkan, penelitian sudah menyatakan bahwa manusia sangat menghargai dan menyadari pentingnya lautan dan melihat sampah di laut ini sebagai permasalahan global. Tantangannya adalah menghubungkan kesadaran itu pada solusi, sehingga kebanyakan perilaku dan keputusan masyarakat berkontribusi dalam pemecahan masalah tersebut.
“Menggunakan ilmu perilaku untuk memahami pendorong perilaku manusia akan membantu segala inisiatif yang sedang berlangsung dalam usaha membersihkan lingkungan kita,” kata Wyles.
Pola penanganan yang mengedepankan kesadaran manusia akan pentingnya menjaga lingkungan yang mereka cintai, juga bisa diterapkan pada permasalahan lingkungan lain. Segala insentif yang ada, kata para peneliti, sebaiknya dicurahkan untuk mendorong masyarakat bertindak mewujudkan rasa cinta mereka pada lingkungan dengan menjaga lingkungan itu dari sampah-sampah.