Jayapura, CNN Indonesia -- Guna meningkatkan wawasan kebangsaan dan memperkuat rasa nasionalisme bagi generasi muda, sebanyak 557 siswa siswi SMK Negeri 2 Kotaraja, Jayapura, mendapat pembekalan wawasan kebangsaan dari Korem 172/PWY dan nonton bareng film G30S/PKI.
Menurut Kepala Staf Teritorial Korem 172/ PWK Mayor Inf J. D. P. Manalu, materi wawasan kebangsaan yang diberikan tujuannya untuk membentuk generasi muda penerus bangsa, sebagai manusia yang ber-Pancasila dan membentuk generasi muda yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, bersifat demokrasi, dan penuh tenggang rasa yang disertai budi pekerti serta mencintai bangsanya.
“Kegiatan ini tujuannya agar generasi muda saat ini bukan hanya sekedar paham, tetapi dapat memahami sejarah terkait bahaya komunisme. Kita tidak mau generasi emas penerus bangsa hancur, makanya kita terus menerus memberikan ceramah kebangsaan di manapun dan kapanpun, karena tujuannya agar generasi muda kita memiliki jiwa yang ber Pancasila,” tuturnya.
Terkait pemutaran film G30S/PKI, pihaknya menuturkan ini sebagai upaya dalam mengingatkan kembali sejarah kelam bangsa Indonesia di masa lalu. Bahkan film yang ditayangkan tersebut sudah melalui proses editing.
“Film yang ditayangkan saat ini, telah kami edit sehingga video kekerasan telah dihilangkan, dan pada nobar ini juga ada pendampingan yang dilakukan oleh guru maupun dari Korem 172/PWY selaku pembina,” ujarnya.
Sementara, Yulia Pole guru pendamping mengatakan kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para siswa dan siswi untuk lebih menanamkan pola hidup yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebab saat ini masih banyak generasi muda yang kurang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami selaku guru, tidak keberatan malah kami senang, karena film yang ditayangkan mengenai sejarah bangsa Indonesia. Di mana ini juga merupakan pelajaran yang penting bagi mereka, agar tahu dan ingat bagaimana sejarah bangsa. Kami para guru juga tetap melakukan pendampingan selama film diputar,” ujarnya.