Yogyakarta, CNN Indonesia -- Pagi itu, tanggal 6 Februari 2016, ada 15 orang yang bergegas pergi menuju Desa Legundi di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Mereka adalah sebagian dari 400an orang relawan yang pada hari itu akan mengisi Hari Inspirasi dari kegiatan Kelas Inspirasi Yogyakarta. Mereka pergi untuk bermain, belajar dan memberi inspirasi bagi anak-anak di 24 Sekolah Dasar di seluruh Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kelas Inspirasi adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk menginspirasi murid SD dengan cara mengundang profesional untuk berbagi cerita tentang profesi mereka selama satu hari. Diharapkan dengan kehadiran para profesional tersebut dapat membuat anak-anak termotivasi untuk meraih cita-citanya dan tetap bersekolah.
Sejak jauh hari sebelum ke 15 orang dari berbagai asal, latar belakang, dan profesi itu melakukan kegiatannya di Hari Inspirasi, mereka telah mendaftar untuk terlibat dalam kegiatan terebut baik sebagai relawan pengajar, relawan dokumentator, maupun sebagai relawan panitia. Dari sekitar 1.000 orang yang mendaftar untuk menjadi relawan, kemudian terpilih sebanyak 400-an relawan. Pada Hari Inspirasi, para relawan tadi diterjunkan secara berkelompok untuk mengajar sembari memberikan motivasi di SD yang telah ditentukan dengan berbagi cerita mengenai profesinya masing-masing. Lima belas relawan di antaranya pada hari itu melakukan kegiatannya di SDN Legundi 1 di Kabupaten Gunung Kidul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lima belas orang tersebut, 9 di antaranya adalah relawan pengajar dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang seperti pengacara, praktisi perbankan, akuntan, disainer, dosen sekaligus dokter hewan, pengusaha, penyiar radio dan praktisi pelestarian alam. Sedangkan sisanya adalah relawan dokumentator dan relawan panitia.
Setiap relawan pengajar, dengan caranya sendiri-sendiri, bercerita tentang profesinya dan bagaimana mereka bisa menjadi orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Relawan, sembari bermain, juga memperagakan bagaimana mereka bekerja sehari-hari. Dokter hewan memeriksa binatang peliharaan, pengacara memberi simulasi di pengadilan, anak-anak belajar menjadi penyiar radio, atau bermain di bawah laut bersama hewan-hewan laut. Semua kegiatan dilakukan di lingkungan sekolah dan dilakukan secara interaktif. Selain itu para relawan juga memberikan motivasi kepada anak-anak untuk meraih cita-citanya.
Setiap relawan “mengajar” di 3 atau 4 kelas yang berbeda selama satu hari tersebut. Waktunya memang singkat, tetapi diharapkan dari pertemuan singkat dengan orang dari berbagai profesi tersebut mereka termotivasi untuk bekerja keras dan bersemangat mengejar cita-citanya.
Untuk kasus di Legundi, seperti yang dituturkan oleh para guru, banyaknya anak yang putus sekolah serta masih adanya perkawinan usia dini menjadikan kegiatan Kelas Inspirasi menjadi sangat relevan dengan keadaan tersebut. Semoga saja kegiatan sehari tersebut dapat menjadi inspirasi selamanya buat anak-anak tersebut. Bagi saya, sehari mengajar ini telah memberikan saya inspirasi dan menguatkan rasa percaya bahwa Indonesia akan menjadi lebih baik.
(ded/ded)