Jakarta, CNN Indonesia -- Pada bulan Februari ini nggak cuma ada hari kasih sayang, tapi juga Hari Radio Sedunia yang diperingati hari ini, 13 Februari. Nama Radio berasal dari bahasa Latin “radius” yang memiliki arti “seberkas cahaya”.
Radio adalah alat yang digunakan untuk mengirim dan menerima pesan menggunakan gelombang elektromagnetik. Salah satu alat komunikasi ini pada zaman dahulu dikenal dengan sebutan telegraf nirkabel.
Nah, gimana ya sejarah ditemukannya radio?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar tahun 1860, James Maxwell, fisikawan Skotlandia memperkirakan adanya gelombang radio. Maxwell mengatakan bahwa gelombang elektromagnetis merambat dari satu ujung ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Tetapi, teorinya ini masih diragukan.
Setelah sepuluh tahun wafat, teori Maxwell dibuktikan kebenarananya oleh seorang fisikawan dari Jerman, Heinrich Hertz. Ia berhasil melakukan pengiriman energi listrik dari 2 titik tanpa kabel.
Pada tahun 1895, seorang insinyur listrik Italia bernama Guglielmo Marconi mengkombinasikan teori-teori tentang elektromagnetik sebelumnya dengan idenya sendiri dan ia berhasil mengirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebih dari 1,5 Km.
Pada tahun 1901, radio temuan Marconi mengirim sinyal kode menyeberangi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland.
Pada tahun 1909 Marconi mendapat Nobel bidang fisika, dan ia dicatat sebagai penemu radio pertama.
Kenapa tanggal 13 Februari dipilih sebagai Hari Radio Sedunia? Ternyata, tanggal lahir United Nations Radio adalah 13 Februari 1946. UN Radio adalah stasiun radio internasional yang berdiri di markas PBB di New York. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari radio sedunia oleh UNESCO.
Di Indonesia sendiri, kita memiliki Hari Radio Nasional pada tanggal 11 September. Dipilihnya tanggal ini sesuai dengan tanggal lahir organisasi siaran radio nasional pertama Indonesia, Radio Republik Indonesia (RRI), 11 September 1945.
(ded/ded)