Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak zaman masih disebut
Gemeente, masyarakat Palembang sangat membutuhkan adanya jembatan yang melintas di atas sungai Musi sebagai sarana transportasi yang menghubungkan antara Ulu dan Ilir Kota Palembang.
Gemeente adalah kata lain untuk Kota Madya. Awalnya, dulu Palembang itu adalah sebuah kesultanan, kemudian dijadikan ibu kota residen oleh Belanda dan pemerintahannya berbentuk
gemeente dengan pemimpin yang disebut
Burgeemester.
Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang dipisahkan oleh sungai besar bernama Musi sepanjang 750 Km, yang memiliki sebanyak 280 anak sungai, namun kini tinggal hanya 32 anak sungai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu wacana pembuatan jembatan telah ada sejak tahun 1906 sampai akhir masa jabatan Wali Kota Palembang Le Cocq de ville 1924. Namun pembangunan jembatan itu tak terealisasi juga.
Jembatan besar akhirnya dibangun pada tahun 1962 sampai 1964 dari biaya rampasan perang Jepang. Jembatan ini awalnya diberi nama Jembatan Soekarno.
Jembatan ini menjadi jembatan terpanjang di masa itu se Asia Tenggara dan menjadi perlambangan kemakmuran atau kejayaan atas terlepasnya rakyat dari penjajahan.
Pada tahun 1965 pergolakan pemerintahan era Soekarno marak bermunculan hingga jembatan ini berganti nama menjadi Ampera yang merupakan akronim dari Amanat Penderitaan Rakyat
Jembatan ini pernah berganti warna dari abu-abu, kuning, dan merah hingga saat ini. Jembatan Ampera memiliki panjang 1.117 meter dengan lebar 22 meter, serta ada menara setinggi 63 meter dari permukaan tanah.
Awalnya jembatan Ampera dapat diangkat ke atas secara manual dengan bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di antara kedua menaranya. Kecepatan pengangkatan badan jembatan ini sekitar 10 meter per menit atau membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengangkat badan jembatan agar kapal besar dapat melintas.
Tapi sejak 1970, jembatan Ampera tidak lagi difungsikan naik turun karena arus lalu lintas yang terlalu rumit di atas jembatan dan terlalu berbahaya bagi bandul jembatan yang menggantung seberat 500 ton. Bandul diturunkan pada 1990.
Belum lagi beberapa onderdil jembatan yang telah banyak dipreteli dan raib dicuri sehingga terlalu berbahaya ketika harus naik dan turun.
Untuk kamu yang belum pernah melihat langsung jembatan ini, datanglah pada 9 Maret 2016 nanti ke Kota Palembang, karena ada beberapa festival yang akan diadakan di atas jembatan Ampera untuk menyambut terjadinya fenomena alam gerhana matahari total yang hanya muncul 35-40 tahun sekali, pada pukul 06.20 WIB sampai 08.30 WIB.
BMKG telah memastikan bahwa gerhana matahari akan melintasi salah satu kota yaitu Palembang dan jembatan Ampera menjadi destinasi yang cocok untuk menantikan gerhana matahari tersebut.
Nantinya jembatan ini akan ditutup untuk umum dan kita dapat bersantai di atas jembatan Ampera dengan berlatar belakang
view sungai Musi yang dikenal sebagai Venice of The East itu.
(ded/ded)