5 Alasan Pekerjaan Rumah Tak Disukai Pelajar

Bahariyani Mareza | CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2016 13:46 WIB
Kamu termasuk pelajar yang menyukai pekerjaan rumah (PR) atau sebaliknya? Cek, apakah begini alasanmu tak menyukai pekerjaan rumah?
Ilustrasi (Dok. kaboompics.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamu termasuk pelajar yang menyukai pekerjaan rumah (PR) atau sebaliknya? Pekerjaan rumah kadang-kadang menjadi momok bagi pelajar.

Berbagai macam keluhan muncul seputar pekerjaan rumah ini. Ada yang mengeluh kehilangan waktu di rumah, berkurangnya jam tidur, dan sebagainya.
 
Berikut ini ada lima alasan yang umumnya diungkapkan pelajar, mengapa mereka tak menyukai pekerjaan rumah:

1. Membosankan dan sia-sia.
“Kita sekolah dari TK hingga sekarang, dan hampir tiap minggunya ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan paling tidak memakan waktu lebih 2 jam di rumah, sedangkan di sekolah sudah 7 jam kita habiskan untuk belajar, itu benar-benar menjenuhkan dan sama sekali tidak membuat saya pandai pada pelajaran itu,” ujar Linda salah satu siswa berusia 13 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Mematikan kreativitas.
Banyak sekali anak-anak yang memiliki kreativitas merasa terkungkung dengan kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan, waktu untuk mengikuti les menari dan bermain musik jadi tersita. Alhasil, mereka hanya menghabiskan lembar kerja siswanya dengan menggambar atau mencorat coret sesuatu yang ingin ia lakukan. Pekerjaan rumah tidak membuatnya menyalurkan apa yang ia gemari.

3. Guru menyebutnya berlatih, kita menyebutnya hanya selembar kertas.
Sebagian besar pekerjaan rumah diaplikasikan dengan uraian pertanyaan yang disajikan dalam lembaran kertas yang harus diselesaikan. “Setelah itu selesai, kertas tersebut hanya ditumpuk dan tidak ada hal baru yang didapatkan dari apa yang sudah dikerjakan, justru itu hanya membuang-buang kertas,” ujar Reindra siswa SMK Multimedia. Ia mengaku harusnya ada project multimedia yang harus ia selesaikan bukan soal-soal essay yang harus diselesaikan.

4. Memunculkan kebiasaan menyontek.
Biasanya kalau ada pekerjaan rumah, itu akan menjadi ajang murid untuk sharing jawaban bersama taman-teman, inisiatif mengerjakan pekerjaan rumah akan muncul ketika ada salah satu teman yang menyelesaikanya dan membagi jawabannya. Lagi pula jawaban yang sama seringkali tidak terkoreksi oleh guru, begitu ungkap siswa-siswa SMK.

5. Tidak membantu nilai.
“Kecewa sudah mengerjakan banyak tugas rumah, tetapi tidak membantu nilai di rapor, nilai pekerjaan rumah sama sekali tidak membantu, ya kalau ulangan jeblok tetap di rapor ya jeblok juga,” kata Nadia, usia 16 tahun. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER