Jakarta, CNN Indonesia -- Kita bisa menemukan hal-hal yang simetris di alam, misalnya kupu-kupu dengan corak yang sama pada sayapnya.
Hal ini memang menarik. Tapi seperti yang diungkapkan Dr. Leo Q. Wan, asisten profesor Departemen Teknik Biomedis Rensselaer Polytechnic Institute dalam Ted-Ed, tubuh manusia yang asimetris ini juga nggak kalah menarik.
Dari luar, tubuh manusia memang terlihat simetris. Namun, beda cerita kalau kita melihatnya dari dalam. Kebanyakan organ penting dalam tubuh kita tidak simetris, contohnya paru-paru. Paru-paru kiri punya dua
lobus, sedangkan paru-paru kanan punya tiga
lobus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, kenapa, ya, tubuh manusia asimetris?
Pada awalnya, bagian kiri dan kanan embrio terlihat sama. Kemudian ada bagian kecil dalam embrio yang disebut ‘
node’ dengan rambut-rambut kecil bernama ‘
cilia’ yang bergerak ke arah yang sama.
Rotasi yang sinkron ini mendorong cairan dari bagian kanan embrio bergerak ke bagian kiri.
Cilia bagian kiri merasakan gerakan cairan ini dan mengaktifkan gerakan gen-gen spesifik pada embrio bagian kiri.
Gen-gen ini mengarahkan sel untuk membuat protein tertentu sehingga hanya dalam beberapa jam, kedua bagian embrio tidak lagi sama secara kimia meskipun bentuk fisiknya sama. Perbedaan kimia inilah yang nantinya akan menjadi organ asimetris.
Organ asimetris yang terbentuk pertama adalah hati. Awalnya, hati hanya berbentuk tabung lurus di sepanjang sisi bagian tengah embrio. Ketika embrio sudah berusia sekitar 3 minggu, tabung ini akan menekuk seperti huruf C dan berputar ke arah kanan tubuh, mengembangkan struktur yang berbeda pada setiap sisinya, dan terus berkembang hingga sampai ke bentuk hati yang kita kenal.
(ded/ded)