Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang yang menyukai makanan manis. Secara alami rasa manis alami berasal dari tebu dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi gula pasir yang sering kita gunakan saat ini.
Tapi sekarang ini, banyak sekali pemanis buatan yang digunakan dalam produk pangan, seperti aspartam, siklamat, dan sakarin.
Nah, pada zaman dahulu, pada zaman Romawi dan Yunani kuno, salah satu zat pemanis adalah timah. Mereka suka memakannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamu pasti bertanya-tanya, bagaimana mungkin timah dimakan? Timah memiliki ciri-ciri yang lembut tapi juga berat. Timah itu sangat mudah diserap oleh darah, ketika terhirup atau pun tertelan, timah dapat memperlambat sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh.
Apabila itu terjadi, timah di dalam tubuh dapat menghalangi fungsi glutamat, bagian terpenting untuk membuat fungsi kerja otak berlangsung normal.
Sedang bangsa Romawi dan Yunani kuno memakai timah hampir untuk setiap aktivitas. Mereka pun memakannya karena secara alami timah memiliki rasa yang manis.
Bangsa Romawi suka memberikan asetat timah ke dalam minuman anggur untuk memaniskannya. Mereka menyebutnya SAPA. Timah juga dipakai sebagai pengawet pada zaman itu.
Dampak penggunaan timah itu membuat bangsa Romawi mengalami infertilitas dan demensia, penurunan daya otak. Hal inilah yang membuat mereka akhirnya berhenti mengkonsumsi timah.
(ded/ded)