Sekolah yang Menyenangkan Memotivasi Murid untuk Belajar

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mei 2016 10:04 WIB
Jika murid dapat melihat sekolah sebagai hal yang menggembirakan, maka mereka memiliki motivasi positif untuk belajar.
Ilustrasi (Thinkstock/Randy Faris/Fuse)
Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- Jika murid dapat melihat sekolah sebagai hal yang menggembirakan, maka mereka memiliki motivasi positif untuk belajar. Dengan paradigma yang positif, murid akan terdorong untuk menyerap ilmu dengan lebih baik dan lebih semangat untuk belajar. Hal ini akan mempengaruhi kemauan anak untuk terus belajar di masa depan.

Akan ada ada banyak ilmu dan bidang profesional baru yang akan muncul di tahun-tahun mendatang. Kemauan anak muda untuk mengikuti perubahan zaman dengan cara mempelajari hal-hal baru akan berdampak pada kemajuan bangsa. Hal ini dapat dibina dengan mambangun lingkungan sekolah yang meningkatkan semangat belajar anak.

Membangun lingkungan sekolah yang kondusif akan memberi dampak positif pada masa depan para murid. Sebagaimana halnya apapun yang hebat tidak diraih melalui proses yang mudah, hal ini bukanlah sesuatu yang gampang. Tetapi saya percaya setiap usaha dan waktu yang diinvestasikan untuk membangun lingkungan sekolah yang konstruktif akan terbayarkan nantinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lingkungan sekolah yang menyenangkan bukan hanya terdiri dari waktu bermain yang banyak, tapi juga dukungan maksimal dari para guru, staf, bahkan orang tua agar anak terdorong untuk berprestasi. Hal ini akan membangun suasana yang produktif. Tentunya dukungan ini harus disampaikan melalui cara yang positif.

Bukan dalam bentuk ancaman, atau tekanan, seperti yang kerap terjadi di ruang kelas. Misal, mendapat nilai rendah dilihat sebagai hal yang begitu buruk dan kegagalan yang mengecewakan. Guru pun akan berkata, ‘Lain kali harus lebih bagus, kalau nggak mesti remedial/ambil jam pelajaran tambahan/rapotnya merah/saya harus bicara sama orang tuamu.’ Cara penyampaian tersebut seakan mengancam atau mengintimidasi murid. Dukungan yang lebih positif dapat ditunjukkan dengan mengatakan bahwa tidak apa gagal, karena jujur saja siapa yang tidak pernah gagal? Kalau belum berhasil, belajar dari kesalahan dan kerja lebih keras. Metode komunikasi yang dilakukan dapat membentuk paradigma murid mengenai apa itu artinya belajar, mencoba, gagal, dan bangkit dari kegagalan.

Dukungan juga harus diberikan pada lingkup non-akademik. Ada lebih dari materi buku cetak yang akan digunakan untuk menghadapi masa depan. Maka dari itu, murid harus didukung untuk menekuni bidang lain juga. Hal ini membangun kepercayaan diri siswa/i.

Pemberian instruksi dalam pemberian tugas pun berpengaruh dalam membangun lingkungan sekolah yang menyenangkan. Ada murid yang memiliki kemampuan belajar visual, aural, verbal, physical, logical, solitary, dan social (The 7 Learning Styles) . Tes untuk mengetahui kemampuan belajar anak sudah sering dilaksanakan di Indonesia. Hal ini memiliki tujuan, bukan hanya sekadar memuaskan rasa penasaran. Pemberian instruksi yand didasarkan kemampuan belajar anak yang berbeda-beda memerlukan sistem sekolah yang sudah siap dan maksmial.

Selain itu, pendidikan karakter pun diperlukan untuk membangun lingkungan sekolah yang menyenangkan. Pada dasarnya sekolah juga terdiri dari interaksi sosial antar murid. Terkadang sikap murid yang tidak baik dapat mempengaruhi suasana kelas. Akhirnya pun pendidikan karakter ini akan berguna di kehidupan masyarakat yang lebih luas.

Membangun lingkungan sekolah yang ideal memang tidak memakan waktu pendek. Tetapi pendidikan memegang peranan besar dalam pembangunan bangsa, setiap detik dan pemikiran yang diberikan untuk membangun lingkungan sekolah yang menyenangkan akan membuahkan apel emas di masa depan, yaitu generasi pembangkit negeri yang cinta belajar. #LombaMenulisHardiknas (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER